Depok (ANTARA News) - Akibat ledakan tabung gas yang mengakibatkan seorang mengalami luka bakar serius, sejumlah warga Depok, menjadi ketakutan untuk menggunakan kompor gas pembagian Pertamina, dalam rangka pengalihan konversi minyak ke gas. "Saya jadi takut pakai kompor gas, apalagi ada kejadian ledakan di rumah tetangga," kata warga RT 02 RW 06 Cipayung Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Nurkiyah (27), di Depok, Selasa. Ia mengatakan, akan kembali beralih ke pemakaian minyak tanah, setelah kejadian tersebut. "Lebih baik pakai minyak tanah lebih aman," ujarnya polos. Tetangga Nurkiyah, Ahmad Syaifullah mengalami luka bakar akibat ledakan tabung gas yang terjadi pada Rabu (11/7). Hingga kini, Syaifullah masih mendapatkan perawatan intensif di RSUD Cibinong. Menurut ibu kandung korban, Aliyah, sekitar pukul 15.30 WIB, Syaifullah pulang dari bermain sepak bola, kemudian ke belakang rumah tempat dimana tabung gas 3 kg pembagian gatis dari Pertamina disimpan. "Tiba-tiba saja ada teriakan dari belakang, ada ledakan disusul jeritan Syaifullah," jelasnya. Akibat ledakan tersbut, Syaifullah mengalami luka bakar di bagian wajah, kedua tangan, dan kedua kaki sampai betis. Hingga kini Syaifullah terbaring lemah di ruang Bougenville III RSUD Cibinong Kabupaten Bogor. Ayah korban, Abudin, yang juga Ketua RW 06 Cipayung Jaya, mengatakan setelah pembagian banyak warga setempat mengembalikan tabung gas yang bocor setelah dibagikan pihak konsultan. Di rumah Abudin terdapat sedikitnya 13 tabung gas bocor. Menanggapi hal tersebut, koordinator konsultan dari Pusat Penelitian Pranata Pembangunan Universitas Indonesia selaku tim pencacah dan pendistribusi kompor gas, di Depok, M. Hasyim mengatakan, masalah kualitas tabung gas yang dikeluhkan warga bukan tanggung jawab konsultan, tapi diserahkan kepada Pertamina selaku pemasok. "Mengenai kualitas tabung ada di Pertamina," jelasnya. Ia mengatakan, pihaknya hanya sebagai fasilitator, apabila ada warga yang keberatan dan hendak menukarkan kompor gas tidak dilarang.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007