Denpasar (ANTARA News) - Organisasi bidang pendidikan dan kebudayaan (UNESCO) Badan Perserikatan Bangsa (PBB) mengukuhkan keris Indonesia sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia. "Dunia telah mengakui keberadaan keris Indonesia, sekaligus mendapat penghargaan dunia sejak 25 Nopember 2005," kata Pemilik Museum Neka Ubud, Pande Wayan Suteja Neka di Ubud, Rabu. Menjelang penyelenggaraan pameran sekaligus tambahan 218 bilah keras sebagai koleksi Museum Neka, ia mengatakan, negara tetangga seperti Singapura, Brunei Darussalam dan Filipina hingga kini belum berhasil mengukuhkan kerisnya diakui dunia. Keris Indonesia, termasuk Bali diakui sebagai karya agung warisan dunia mendorong untuk menjadikan keris untuk menambah koleksi museum yang telah dirintisnya sejak 25 tahun silam. "Sejak tahun 1970 saya telah memburu dan mengoleksi keris, namun baru ada keinginan untuk dijadikan koleksi museum bersama 413 koleksi lukisan dan patung," tutur Suteja Neka. Tambahan 218 keris tersebut merupakan hasil seleksi secara ketat yang dilakukan pakar dan pejuang keris Indonesia Ir. Haryono Haryoguritno dan Sukoyo Hadi Nagoro (Mpu dan Pakar keris). Keris merupakan senjata tradisional yang sangat berperan dalam kehidupan manusia pada jaman dahulu hingga sekarang. Kebiasaan memanfaatkan senjata keris sebagai senjata, benda berwasiat dan kelengkapan upacara keagamaan telah membudaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakan Hindu di Bali. "Keris yang dijadikan koleksi museum karena unsur keindahan dan seni, bukan karena berwasiat," ujar Suteja Neka. Ia merupakan pewaris membuat peralatan perang, khususnya keris bertuah, bahkan leluhurnya Pande Pan Nedeng adalah Mpu Keris dari Kerajaan Peliatan-Ubud semasa Raja Peliatan ke-3, Ida Dewa Agung Djelantik yang menduduki tahta pada abad 19 (1823-1845). Pande Wayan Neka (1917-1980), ayah Suteja Neka dikenal sebagai seniman patung dengan karya-karya yang unik dan bermutu, antara lain patung garuda yang dibuat setinggi tiga meter untuk New York World Fair, Amerika (1964). Lewat museum Neka yang dirintis 25 tahun silam diharapkan mampu melestarikan dan mengembangkan keris sebagai karya agung yang keberadaannya kini telah diakui dunia, harap suteja Neka.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007