Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Zulkifli mengatakan kontestasi politik Indonesia harus beradu konsep dan gagasan antar kandidat, bukan mengkotak-kotakan masyarakat namun harus memperkuat persatuan dan kesatuan.

"Tokoh-tokoh ini kami ajak untuk mendorong agar kontestasi politik di Indonesia ini berkualitas dengan mengedepankan adu konsep, gagasan dan bukan mengkotak-kotakan Merah Putih," kata Zulkifli usai menerima kunjungan mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan kontestasi politik seperti Pilkada 2018, Pemilu Legislatif, dan Pemilu Presiden 2019 merupakan kontestasi antar anak bangsa karena itu masyarakat jangan sampai terpecah belah.

Menurut dia, masyarakat boleh berbeda dukungan dan beda pilihan politik namun Merah Putih masih tetap sama.

"Saya sebagai Ketua MPR benar-benar menginginkan jangan sampai publik pecah jadi dua dalam kontestasi politik," ujarnya.

Rizal Ramli menilai selama ini kompetisi politik di Indonesia modalnya hanya pencitraan bukan sebagai ajang adu konsep dan gagasan bagaimana memajukan Indonesia kedepan.

Karena itu dirinya meyakini apabila para pendiri bangsa seperti Soekarno, M. Hatta, Sutan Sjahrir, dan Agus Salim tidak akan menang apabila mengikuti kompetisi politik hari ini yang hanya mengutamakan pencitraan.

"Mereka pasti kalah karena tidak bisa pencitraan namun mereka memiliki gagasan besar untuk Indonesia. Saat itu kompetisinya adalah gagasan, bagaimana mendorong Indonesia merdeka sehingga mereka menyumbangkan gagasannya," katanya.

Rizal menilai kalau Indonesia "tenggelam" dalam politik pencitraan maka akan sulit menjadi bangsa yang besar karena itu dirinya ingin mengubah "permainan" yaitu bukan mengutamakan pencitraan namun kompetisi gagasan, visi, karakter, dan rekam jejak.

Dia mengatakan kalau hanya pencitraan maka rakyat dimainkan emosinya sehingga dikhawatirkan masyarakat terbelah karena masyarakat ingin Indonesia maju dan makmur.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018