Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto membuka penggunaan aspal minyak dalam proyek pekerjaan jalan dan jembatan tahun anggaran 2007 mengingat masih terbatasnya pasokan aspal buton. "Awalnya memang saya mengharapkan dapat memanfaatkan aspal buton yang harganya jauh lebih murah, tetapi karena dari segi pasokan sangat terbatas maka penggunaan aspal minyak kita gunakan lagi," kata Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto di Jakarta, Rabu, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR-RI. Menurutnya, akibat keterbatasan volume aspal buton ini dapat mengancam penyerapan anggaran. "Sehingga daripada mengancam kelangsungan pembangunan jalan dan jembatan nasional maka pemanfaatan aspal miyak saya buka lagi," ujar Menteri PU. Djoko mengatakan, awalnya dirinya percaya bahwa produsen aspal buton nasional mampu memasok kebutuhan proyek jalan dan jembatan nasional dalam tahun 2007 sebanyak 700 ribu ton. Namun dalam perjalannya, kata Djoko, mereka lantas menawar untuk menurunkan volume 78.000 ton, terakhir mereka hanya sanggup 20.000 ton. "Maka saya terpaksa mengambil kebijakan untuk memakai lagi aspal minyak," ujarnya. "Daripada pembangunan jalan dan jembatan terhambat hanya gara-gara aspal buton. Saya tidak ingin mengambil resiko tersebut," ujar Djoko. Keberadaan aspal buton semula akan menjadi pengganti aspal minyak yang dianggap terlalu mahal. Akan tetapi dalam pengadaan aspal buton ini ternyata tidaklah mudah produsen rata-rata mengalami kesulitan untuk menjangkau proyek-proyek yang ditangani Departemen PU. Sekarang ini, kata Menteri PU, keberadaan aspal buton hanya sebagai pengisi saja (subtitusi). Kalau memang mereka bisa memasok untuk volume yang diminta tidak menjadi masalah, tetapi kalau tidak kita akan masukan aspal minyak. Menteri PU juga membenarkan apabila sampai dengan 16 Juli 2007 penyerapan keuangan anggaran 2007 baru terbatas 19,11 persen, sedangkan realisasi fisik yang dicapai baru 26,84 persen. "Memang kalau melihat sampai dengan Juli penyerapan kita masih rendah. Biasanya saat puncaknya (peak) pada bulan September. Pada masa-masa tersebut diperkirakan penyerapannya rata-rata sudah di atas 90 persen," kata Menteri PU. Menteri PU membantah apabila dari anggaran yang terkontrak sebesar Rp12,4 triliun tetapi penyerapannya masih 19,11 persen disebabkan karena lambatnya proses tender. "Semua sudah berjalan sesuai jadwal. Kita lihat saja bulan akhir Juli ini seharusnya semua yang kemarin ditenderkan sudah bisa berjalan," kata Menteri PU.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007