Vientianne, Laos (ANTARA News) - Indonesia optimistis bahwa jumlah neraca perdagangan dengan Laos bakal melesat, dan defisit perdagangan Indonesia dinilai bakal berubah menjadi surplus pada tahun-tahun mendatang.

"Saya tetap optimistis (neraca perdagangan Indonesia terhadap Laos) akan surplus," kata Kepala Fungsi Ekonomi Kedutaan Indonesia di Vientianne, Wishnu Krisnamurthi, di Vientianne, Laos, Minggu.

Dia memaparkan, nilai neraca perdagangan Indonesia-Laos pada 2014 yang mencapai sekitar 44 juta dolar Amerika Serikat, ternyata Indonesia pernah defisit sekitar 35 juta dolar Amerika Serikat.

Namun, ujar dia, selama beberapa tahun jumlah defisit itu dinilai semakin mengecil.

Selain itu, ia juga mengingatkan perjanjian perdagangan, dimana Laos bakal mengimpor batubara dalam jumlah yang sangat besar untuk kebutuhan pembangkit listrik yang sedang dibangun mereka.

"Telah ada teken kontrak pengiriman batubara ke Laos sebesar 7 juta ton per tahun yang dimulai pada 2021," paparnya.

Dengan demikian, bila pengiriman ekspor komoditas tambang itu jadi dilakukan maka Indonesia bisa mendapatkan surplus perdagangan yang sangat besar bagi Indonesia.

Sebelumnya, ahli ekonomi senior, Dr Mari Pangestu, menyoroti defisit neraca perdagangan Indonesia yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut dari Desember 2017 hingga Februari 2018.

"Harus dipelajari mengapa terjadi defisit itu. Kalau memang impornya naik karena terkait dengan investasi naik, seharusnya itu positif," kata dia,  dalam acara The Economist, di Jakarta, Kamis (5/4).

Mantan menteri perdagangan dan menteri pariwisata itu berpendapat peningkatan impor yang terjadi akibat penanaman modal atau ekspansi produksi biasanya dalam jangka waktu enam bulan akan kemudian meningkatkan ekspor.

Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018