Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo berharap penguatan nilai tukar rupiah bisa terus terjadi dalam beberapa hari mendatang.

"Rupiah hari ini bagus, tadi sudah menguat. Ya, tentunya, mudah-mudahan terus bisa terjadi sampai beberapa hari ke depan," kata Dody ditemui di Jakarta, Jumat malam (11/5).

Ia menilai tekanan terhadap rupiah masih akan terus ada, mengingat suku bunga bank sentral Amerika Serikat/AS (The Federal Reserve/The Fed) juga kemungkinan akan naik dalam bulan-bulan ke depan.

"Artinya, terus kami akan waspada. Yang penting adalah BI terus jaga stabilitas," kata Dody.

Baca juga: BI akan naikkan suku bunga untuk tahan pelemahan rupiah

Ia menjelaskan tekanan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir merupakan dampak dari menguatnya perkembangan ekonomi di AS, di mana mata uang dolar AS menguat cukup signifikan terhadap hampir terhadap seluruh mata uang di dunia.

Penguatan tersebut terutama didorong oleh terus meningkatnya suku bunga obligasi negara AS (yield US treasury) dan adanya potensi kenaikan suku bunga The Fed.

"Selain itu, depresiasi rupiah juga terkait dengan faktor musiman pemerintah di mana permintaan valas yang meningkat pada triwulan II untuk keperluan pembayaran utang luar negeri, pembiayaan impor, dan pembayaran deviden," kata Dody.

Ia meyakini depresiasi yang terjadi kepada rupiah secara umum relatif masih terjaga didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore (11/5) bergerak menguat sebesar 130 poin menjadi Rp13.943 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.073 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Jumat sore menguat ke Rp13.943

Baca juga: Kemenkeu: perlemahan rupiah tidak terlalu dalam


 

Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2018