Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada sesi Jumat sore turun tiga poin dibanding sesi sebelumnya, karena tekanan pasar berkurang, sehingga menjadi Rp9.058/9.063 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan bahwa tekanan pasar terhadap rupiah pada sore hari agak berkurang, sehingga hanya turun tiga poin dibanding sesi sebelumnya sebesar 17 poin. Hal itu, menurut dia, karena pelaku pasar mennjelang liburan akhir pekan ini agak segan turun ke pasar lebih lanjut. Rupiah, ujarnya, meski cenderung turun namun masih berada dalam kisaran antara Rp9.000 hingga Rp9.100 per dolar AS yang dinilai masih stabil sejalan dengan makin membaiknya faktor fundamental ekonomi Indonesia. "Kami optimistis rupiah pada pekan depan akan kembali menguat, apalagi kondisi didukung oleh faktor positif, terutama dari pasar domestik," katanya. Faktor positif yang memicu rupiah, menurut dia, antara lain akan diturunkan suku bunga Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada akhir tahun, setelah sektor perumahan AS dan obligasi yang menurun mendorong The Fed harus segera menurunkan suku bunganya. Penurunan suku bunga itu untuk menekan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang cenderung melemah. The Fed khawatir merosotnya sektor perumahan dan obligasi AS akan menekan pertumbuhan ekonomi AS lebih lanjut. Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal keempat diperkirakan turun mennjadi 2,5 persen dari sebelumnya 2,75 persen, tuturnya. Selain itu, ia menilai, kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga mulai memberikan sentimen positif terhadap pasar uang, setelah indeks BEJ naik hingga di atas level 2.330 poin. Namun, posisi rupiah masih di atas level Rp9.000 per dolar AS, dan belum ada sentimen yang mengejutkan untuk memicu rupiah menguat, ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007