Kupang (ANTARA News) - Proses evakuasi bangkai kapal KM Sanjaya-2 yang ditemukan di perairan Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum bisa dilakukan karena terhambat cuaca.

"Tim sudah turun mendekati kapal tersebut, tetapi belum bisa evakuasi karena angin timur laut yang kuat dan gelombang tidak bersahabat," kata Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NTT, Muhammad Saleh Goro kepada Antara, Selasa.

Dia mengemukakan hal itu, ketika dikonfirmasi melalui telepon genggam dari Kupang, terkait evakuasi bangkai kapal Sanjaya-2 di yang ditemukan di wilayah perairan Pulau Alor pada (13/5) lalu.

Menurut dia, ia bersama tim dari Basarnas, petugas Pos Angkatan Laut Maritaing, Polisi Air Polres Alor, KP3 Laut, BPBD Alor, LSM WWF sudah mendekati kapal tersebut pada Senin (14/5) petang.

Namun karena cuaca di wilayah perairan tidak bersahabat sehingga belum bisa dilakukan evakuasi, katanya menambahkan.

Menurut dia, proses evakuasi bangkai kapal tersebut juga membutuhkan kapal pengawas yang lebih besar.

Saat ini kata dia, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT melalui bidang PSDKP sementara berkoordinasi dengan Dit POA PSDKP KKP untuk melihat kemungkinan ada kapal pengawas yang akan menarik bangkai kapal tersebut.

KM. Sanjaya diketahui bertolak dari Dermaga Barat Benoa pada 2 Mei 2018 pukul 16 .05 WITA menuju Dobo kepulauan Aru.

Kapal membawa 18 ABK dan di Nahkodai oleh Sodikin B. Suyono dengan Kepala Kamar Mesin (KKM) adalah Yudi Sulistyo.

Kapal mengantongi Surat Perintah Berlayar (SPB) yang dikeluarkan Syahbandar Perikanan di Pelabuhan Benoa Bali.

Kapal tersebut kemudian dihantam gelombang laut dan terbalik pada 8 Mei 2018 di koordinat 07.37.217 LS - 127.03.339 BT.

Kapal tersebut kemudian ditemukan di utara pulau Alor NTT, pada koordinat 08. 04. 844 Lintang Selatan (LS) - 124. 37 .967 Bujur Timur (BT).

Saat terjadi musibah di wilayah perairan laut, para anak buah kapal itu dibantu oleh KMN Senjaya-61.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018