Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 mengalami defisit sebesar 1,63 miliar dolar AS.

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto pada konferensi pers di Jakarta, Selasa, memaparkan defisit neraca perdagangan April 2018 dipicu oleh defisit sektor migas sebesar 1,13 miliar dolar AS dan non migas sebesar 495 juta dolar AS.

"Neraca perdagangan pada bulan April 2018 ini di luar ekspektasi, yaitu mengalami defisit sebesar 1,63 miliar USD," kata Kecuk.

Baca juga: Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2018 surplus 1,09 miliar dolar AS

Ia menjelaskan defisit neraca perdagangan juga dipicu peningkatan impor bulan April 2018 yang juga sangat tinggi, yakni sebesar 16,09 miliar dolar AS atau naik 11,28 persen dibanding Maret 2018.

Sementara itu, nilai ekspor Indonesia pada April 2018 mencapai 14,47 miliar dolar AS. Dengan demikian, total defisit menjadi 1,63 miliar dolar AS.

Baca juga: Presiden puji peningkatan nilai ekspor Indonesia

Neraca perdagangan pada April 2018, menurut Kecuk, di luar ekspektasi karena melihat kinerja pada Maret 2018 yang sempat surplus sebesar 1,12 miliar dolar.

Sementara itu jika dilihat secara kumulatif periode Januari-April 2018, neraca perdagangan mengalami defisit 1,31 miliar dolar AS.

Baca juga: Neraca perdagangan defisit 116 juta dolar AS

Defisit neraca perdagangan periode Januari-April 2018 lebih dipengaruhi pada sektor migas, di mana hasil minyak masih defisit sebesar 4,5 miliar dolar AS dan minyak mentah 1,6 miliar dolar AS.

Hanya ekspor gas yang meningkat sehingga terjadi surplus 2,4 miliar dolar AS. Di sisi lain, ekspor-impor non migas surplus 2,5 miliar dolar AS.

Baca juga: Indonesia akan pasok gas ke regional Asia

Dilihat dari negara tujuannya, Indonesia mengalami surplus terhadap Amerika Serikat sebesar 2,78 miliar dolar AS; India sebesar 2,6 miliar dolar AS dan Belanda sebesar 920 juta dolar AS.

Sementara itu, defisit tertinggi terhadap Tiongkok sebesar 5,76 miliar dolar AS; Thailand sebesar 1,5 miliar dolar AS dan Australia sebesar 793 juta dolarAS.

Kecuk menambahkan fluktuasi harga komoditas baik migas maupun nonmigas selama Maret-April 2018 berpengaruh terhadap nilai ekspor dan impor.

"Misalnya untuk harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia pada Maret 2018 masih 61,87 USD rata-ratanya, kemudian April 2018 naik rata-ratanya menjadi 67,43 USD," kata dia.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018