Yogyakarta (ANTARA News) - Pameran internasional bertajuk "Sepeda Doeloe Selaloe Aktoeal" digelar di Taman Budaya Tembi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga 30 Juli. Menurut Ketua Paguyuban Onthel Djogjakarta (Podjok) Towil di sela pameran itu, Sabtu, sepeda yang dipamerkan seluruhnya sekitar 60 buah, dengan tahun pembuatan antara 1906 hingga 1960-an. Ia mengatakan, keistimewaan dari sepeda "onthel" (sepeda genjot) yang dipamerkan adalah pada sepeda itu terdapat "palang" yang pada zaman sekarang sulit ditemukan. Sepeda semacam itu merupakan sepeda yang biasa dipakai bangsawan di zaman dulu. "Namun saat ini penggunanya justru kalangan masyarakat bawah," katanya. Pada pameran itu ada sepeda paling tua buatan Inggris bermerek Triumph Palang yang dibuat pada 1906. Keistimewaan sepeda ini adalah memiliki aksesoris berupa lampu karbit Triumph England, lampu penunjuk arah, kunci GB serta bel jenis erk. Sedangkan sepeda paling mahal adalah sepeda merek Columbia dengan seri Gardan buatan Amerika yang dibuat pada 1920-an. Aksesoris pada sepeda itu di antaranya lampu Bosch Bathok, bel kapten serta kunci berbentuk jam. "Uniknya, sepeda ini tidak menggunakan rantai, tetapi menggunakan gardan, sehingga ringan digenjot," kata Towil. Ia juga mengatakan, pengguna sepeda "onthel" di kalangan masyarakat Yogyakarta saat ini masih cukup banyak. "Meskipun sepeda "onthel" sebagai alat transportasi sudah tergantikan oleh sepedamotor, namun keberadaan sepeda genjot ini tidak pernah hilang di masyarakat Yogyakarta," katanya. Ia mengatakan, masih banyak di kalangan masyarakat yang mencintai sepeda tua dan melestarikannya dalam kondisi masih asli dan terkesan antik. Sepeda "onthel" yang dikoleksi para anggota Podjok mencapai sekitar 800 buah, dan umur sepeda bervariasi termasuk yang sudah mencapai 98 tahun. Menurut dia, sepeda yang umurnya masih muda dikoleksi dengan tujuan untuk regenerasi, sehingga setiap generasi sepeda tidak terlewatkan dalam koleksi itu. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007