Yogyakarta (ANTARA News) - Pimpinan Universitas Gadjah Mada secara sigap mencermati dan mengganti sejumlah penceramah yang sedianya mengisi acara Ramadhan di Masjid Kampus UGM setelah sebelumnya muncul nama jubir Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto di dalamnya.

"Kalau kami diamkam akan menimbulkan keresahan," kata Rektor UGM Panut Mulyono saat jumpa pers di Gedung Pusat UGM, Yogyakarta, Jumat.

Panut menyadari bahwa nama-nama penceramah yang akan dihadirkan dalam kegiatan Ramadhan di Kampus (RDK) di Masjid UGM telah tersebar di dunia maya. Beberapa nama di antaranya memunculkan polemik di tengah masyarakat.

Kabar tentang Jubir HTI Ismail Yusanto menjadi penceramah di Masjid Kampus UGM ini ramai dibicarakan setelah akun twitter @takviri mengunggah daftar nama-nama penceramah kegiatan Ramadhan di Kampus UGM.

Kendati belum bersedia menyebutkan nama-nama penceramah yang akan diganti, Panut menegaskan bahwa penceramah yang berafiliasi dengan organisasi terlarang tidak diizinkan dihadirkan di Masjid UGM.

"Yang berafiliasi ke organisasi terlarang ya tidak di Majid UGM ya ceramahnya. Jadi pasti tidak hanya satu (nama penceramah yang akan diganti), yang berafiliasi ke organisasi terlarang pasti kami ganti," kata dia.

Panut mengaku kecolongan dengan munculnya nama penceramah yang dianggapnya dapat memunculkan polemik. Menurut dia, pihak rektorat juga kerap berkomunikasi dan rapat dengan pihak pengelola Masjid Kampus serta Pengurus Jamaah Shalahuddin UGM, termasuk dalam penjaringan para penceramah yang akan didatangkan.

"Tapi saya dan pak wakil rektor tidak tahu detilnya, sehingga keluar nama-nama seperti yang beredar di situ," kata Panut.

Menurut Panut, pihaknya sudah berulang kali mengingatkan kepada pihak takmir masjid Kampus UGM untuk mencari penceramah yang menyejukkan dan nasionalis.

Baca juga: Menristekdikti : Kampus pintu utama tangkal masuknya radikalisme

Sementara itu secara terpisah, Ketua Jamaah Shalahuddin UGM Kiki Dwi Setiabudi menyebutkan bahwa daftar nama-nama penceramah yang beredar belum resmi. Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa nama Ismail Yusanto memang telah masuk rencana untuk didatangkan. "Memang masuk rencana tetapi belum fix," kata dia.

Kiki mengatakan bahwa panitia RDK tidak berencana mengundang Ismail Yusanto sebagai jubir HTI. Menurut dia, Ismail rencananya hanya didatangkan sesuai dengan konteks kepakarannya sebagai insinyur.

"Itu kan bukan lagi HTI, beliau (Ismail) adalah salah satu ketua RDK, kita undang sebagai keilmuan karena sekali lagi tolong dicek riset kami bahwa RDK hari ini itu membawa (tema) kepemimpinan keilmuan, jadi kami hadirkan tokoh-tokoh keilmuan, beliau itu insinyur," kata dia.

Baca juga: BIN katakan 39 persen mahasiswa terpapar radikalisme

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018