Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para pejabat negara dan pejabat pemerintah daerah terus melakukan pembinaan dan memberi hak pendidikan, pengasuhan, serta kesehatan anak demi masa depan generasi di masa datang. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Yudhoyono dalam acara puncak peringatan Hari Anak Nasional 2007, yang dipusatkan di Aula Rama Sinta, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Minggu. Dalam acara bertema "Saya Anak Indonesia yang Sejati, Mandiri, dan Kreatif: Tubuhku Sehat Jiwaku Kuat, Siap Menjadi Pemimpin Masa Depan" itu, Presiden didampingi oleh ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri seperti Menpora, Mensos, MenPAN. "Pemberian pendidikan, pembinaan, dan hak pengasuhan - termasuk pemenuhan anggaran yang dibutuhkan - merupakan kewajiban semua pihak, bukan saja pemerintah pusat tapi juga pemda," kata presiden. Kepala negara mengaku bangga banyak juga anak Indonesia yang saat ini justru memperoleh penghargaan di bidang ilmu pengetahuan, dan memberi nama baik bagi bangsa-negara. "Prestasi anak Indonesia tidak kalah cerdas dengan anak-anak bangsa lain. Untuk itu anak-anak harus memiliki tekad kuat menuju masa depan yang lebih baik, mencintai negeri, belajar mandiri, serta kreatif," katanya. Menpora Adyaksa Dault, yang juga ketua panitia peringatan Hari Anak Nasional 2007, mengatakan periode anak-anak adalah "masa emas" dalam pertumbuhan perjalanan manusia sebagai penghubung antara dunia saat ini dan masa datang. "Itu sebabnya negara wajib memberi hak-hak atas kehidupan yang layak bagi anak Indonesia," katanya, "Kehidupan penuh kegembiraan, kasih sayang, keceriaan, terhindar dari segala kekerasan dan diskriminasi." Presiden dalam kesempatan itu juga melakukan perbincangan jarak jauh dengan anak-anak di Aceh dan daerah paling timur Indonesia - Papua. Alfred Demianus Mayor, misalnya, didampingi Gubernur Papua Barnabas Suebu menanyakan penyebab dihilangkannya pemberian makanan tambahan kepada murid-murid Sekolah Dasar. "Kami juga meminta perhatian pemerintah agar membangun asrama di dekat sekolah agar bisa tinggal di sana tanpa menghabiskan waktu untuk pulang-pergi ke rumah," ujar Alfred yang mengenakan pakaian adat. Berbeda dengan rekannya itu, Desi Kokorule, meminta pemerintah membedakan standar nilai kelulusan ujian nasional Papua dengan daerah lain. "Kami meminta pemerintah membebaskan biaya pendidikan khususnya di Papua, di mana sangat dirasakan berat oleh orang tua kami," kata Desi dengan suara tersendat menahan tangis. Presiden mengakui dalam penetapan meknisme ujian nasional masih ada kekurangan, namun tujuan ujian nasional adalah agar mutu pendidikan Indonesia makin baik dibanding negara lain. Sementara itu, Kevin Maulana, pelajar asal Aceh, sempat menanyakan daerah asal dan kehidupan Presiden Yudhoyono pada masa kecil. "Saya ingin jadi presiden seperti bapak," ujar Kevin, disambut tepuk tangan peserta peringatan Hari Anak Nasional 2007. Presiden menjawab, "SBY dilahirkan dan menghabiskan masa kecil di Pacitan, Jawa TImur. Saya berasal dari keluarga biasa-biasa saja, pas-pasan, namun saya banyak belajar seni, olahraga, puisi, musik, dan tentunya giat beribadah." Seakan mengajak atau berpesan kepada anak-anak yang hadir dalam acara tersebut, Presiden meminta agar anak-anak tekun rajin belajar, patuh kepada orang tua dan guru, serta menghindari hal-hal negatif seperti narkoba.

COPYRIGHT © ANTARA 2007