Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertanian (Deptan) membentuk tim untuk melakukan kajian analisa risiko terhadap produsen tepung tulang atau meat and bone meal (MBM) asal Amerika Serikat (AS) yang akan mengekspor bahan baku pakan ternak tersebut ke Indonesia. Dirjen Peternakan Deptan Mathur Riady di Jakarta, Senin, mengatakan, lima perusahaan MBM (rendering plant) asal AS itu saat ini telah mengajukan ijin ekspor produk tersebut ke Indonesia. Kelima perusahaan tersebut di antaranya Cargill, Darling, dan Conagro. Saat ini baru satu perusahaan MBM yang telah melakukan ekspor ke Indonesia yaitu Bakers Inc. "Sebelum kami memberi ijin, terlebih dulu kami akan melakukan kajian terhadap permohonan yang mereka ajukan, kemudian diikuti pemantauan ke pabrik secara langsung," katanya. Menurut Mathur, analisa risiko tersebut dimaksudkan untuk menghindari masuknya penyakit ternak yang terbawa lewat bahan baku pakan. Jika hasil analisa risiko menunjukkan mereka memenuhi persyaratan yang ditetapkan Deptan, katanya, maka mereka diijinkan memasukkan MBM ke Indonesia bekerja sama dengan swasta nasional. Menyinggung anggota tim yang akan melakukan kajian terhadap produsen MBM AS tersebut, Dirjen Peternakan mengatakan, tim terdiri dari Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan dari kalangan Perguruan Tinggi. "Setelah kajian permohonan selesai maka tim akan melakukan kajian lapangan ke pabrik di AS sekitar satu minggu," katanya. Saat ini, impor MBM lebih banyak berasal dari Australia dan Selandia Baru. Sedangkan dari AS hanya satu perusahaan yang masuk yaitu Baker Inc. Industri pakan ternak meminta pemerintah untuk membuka kesempatan kepada perusahaan MBM asal AS yang lain dengan alasan agar bisa mendapatkan harga yang lebih murah. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007