Cisarua, Bogor (ANTARA News) - Populasi orangutan (pongo pygmaeus) di lembaga konservasi "ex-situ" Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bertambah setelah seekor lagi bayi orangutan berjenis kelamin laki-laki lahir. "Bayi orangutan itu lahir dari pasangan betina Sherly (21 tahun) dan pejantan Bombom (27 tahun)," kata jurubicara TSI Cisarua, Yulius M Suprihardo kepada ANTARA di Cisarua, Selasa siang. Dijelaskannya bahwa bayi orangutan itu, saat lahir pada Senin (23/7) sore sekitar pukul 15.00 WIB beratnya 1,3 Kg dan lahir secara normal. Hanya saja, kata dia, tidak seperti kelahiran bayi orangutan sebelumnya, kali ini ada perbedaan kondisi, dimana satwa yang habitat aslinya hanya ada di Pulau Sumatera dan Kalimantan itu, mengalami kesulitan mendapat air susu dari sang ibu. "Karena ada kesulitan menyusui secara langsung dari induknya, maka bayi orangutan baru ini, harus dibantu secara khusus oleh `keeper` (perawat satwa), dan untuk sementara ditempatkan di ruang khusus (nursery room)," katanya dan menambahkan bahwa "keeper" khusus satwa itu, Sri Sumarni, secara periodik terus memantau perkembangan bayi orangutan itu. Berdasarkan data Konvensi Satwa Terancam Punah (CITES), orangutan sudah termasuk dalam daftar Appendix I atau dilarang untuk diperjualbelikan karena satwa tersebut terancam punah. Menurut Yulius, sebagai lembaga konservasi "ex-situ" TSI sangat peduli terhadap keberadaan satwa, khususnya satwa langka Indonesia maupun satwa eksotik dunia, dan salah satu peranannya adalah usaha pengembangbiakan satwa seperti Orangutan yang semakin terancam punah. Ia menambahkan, masa hamil orang utan, sama seperti manusia pada umumnya, yaitu sekitar sembilan bulan. Makanan sehari-hari satwa itu biasanya adalah buah-buahan seperti pepaya, pisang, jeruk dan salak, serta sayuran. Hingga awal tahun 2007, jumlah koleksi orangutan TSI Cisarua sebanyak 32 ekor, dan bertambah lagi dengan kelahiran baru tersebut.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007