Makassar (ANTARA News) - Sebanyak 70 persen nilai perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) saat ini dikuasai para investor asing, akibat masih kurang aktifnya investor nasional berinvestasi di pasar modal Indonesia. "Karena itu, sosialisasi mengenai pasar modal di dalam negeri harus terus digelorakan agar investor nasional makin banyak yang terlibat di lantai bursa, sehingga dominasi asing bisa dieliminasi," kata Frans Sukardi, Corporate Secretary PT. Danareksa, kepada pers di Makassar, Selasa. Menurut Frans, dominasi asing dalam transaksi di BEJ itu amat riskan bagi perekonomian Indonesia, karena kalau investor asing melepas saham-saham mereka dari bursa Indonesia, maka harga saham akan anjlok dan ekonomi nasional bisa goyah. Apalagi, katanya, dari total nilai investasi asing di BEJ itu, ternyata hanya merupakan satu persen dari seluruh portofolio mereka di seluruh dunia. "Jadi jumlahnya tidak signifikan untuk portofolio mereka. Artinya, kalau mereka melepas saham-saham itu, tidak akan berpengaruh pada portofolio mereka secara global," ujarnya. Penguasaan investor asing terhadap nilai transaksi saham di BEJ selama ini juga cukup mengancam stabilitas ekonomi nasional, karena aktivitas investor asing itu amat sensitif terhadap isu-isu politik dan keamanan di dalam negeri. Karena itu, untuk memperkuat stabilitas di pasar modal, maka masyarakat pemilik modal di Indonesia diharapkan lebih banyak terlibat dalam investasi saham, apalagi investasi di pasar modal merupakan alternatif yang cukup menarik untuk mengelola kelebihan uang dibandingkan dengan menyimpannya di bank yang bunganya relatif rendah dewasa ini. Karena itu, PT. Danareksa bekerjasama dengan BEJ terus mengampanyekan peluang investasi di pasar modal untuk menarik lebih banyak investor membeli saham serta lebih banyak perusahaan yang menjadi emiten (listing) di BEJ. Kota Makassar dan Sulawesi Selatan pada umumnya dinilai sebagai daerah yang potensial untuk meningkatkan investasi di pasar modal, mengingat banyaknya perusahaan di daerah ini yang cukup bonafid dan pendapatan per kapita masyarakatnya cukup tinggi. Sayangnya, kata Yessi Marissa, Kuasa Usaha PT. BEJ di Makassar, jumlah investor sahan di Makassar saat ini baru sekitar 434 orang dengan dua perusahan anggota bursa, sementara perusahaan lokal yang listing di BEJ sampai saat ini belum ada. PT BEJ membidik tiga perusahaan yang terbilang besar di Sulsel untuk menjadi emiten, yakni PT. Bossowa (pabrik semen), PT. Timur Rama (pengembang) dan PT. Bank Sulsel (perbankan) namun hingga kini belum ada realisasi. Dua perusahaan nasional bahkan internasional yang operasi bisnisnya berpusat di Sulsel yang telah menjadi emiten BEJ saat ini adalah PT International Nickel Coorporation (Inco) dan PT Gowa Makassar Tourism Development Corporation (GMTDC) milik pengusaha Eka Tjipta Wijaya yang bergerak di bidang perumahan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007