Surabaya (ANTARA News) - Mantan wartawan yang kini menjadi Wakil Walikota (Wawali) Surabaya, Arif Afandi mengemukakan bahwa karier tertinggi seorang wartawan bukan saat ia menjadi pemimpin redaksi (Pimred). "Wartawan yang baik adalah yang bisa membaca data, membaca fenomena dan realitas sehingga tulisannya menjadi bacaan yang mencerahkan bagi pembacanya," katanya pada peluncuran buku karya Ketua PWI Jatim, Dhimam Abror Djuraid di Surabaya, Selasa. Peluncuran dan bedah buku berjudul, "Globalisasi, Modernisasi, Hibridisasi; Catatan Mingguan Seorang Wartawan" itu juga menghadirkan pengamat dari Amerika Serikat Janet E Steele dan pengamat media dari Unair Henry Subiyakto. Menurut Arif, wartawan yang baik bukan sekedar menjadi tape recorder yang mengutip ucapan sumber, tapi harus mampu menghasilkan buku yang berisi pikiran-pikirannya selain juga merangkum pernyataan orang lain. "Kalau belum menghasilkan buku, maka itu baru setengah wartawan. Saya sendiri belum, tapi baru sebagai penyunting. Saya belum berani mengumpulkan tulisan-tulisan lepas saya, kecuali dulu untuk kepentingan politik menjelang Pilkada," ujarnya. Alumnus Fisip UGM itu menuturkan, membaca buku karya Pimred Harian Surya itu semakin meneguhkan kesimpulan bahwa penulisnya memiliki wawasan luas dan bukan sekedar orang yang memiliki hobi membaca buku. "Misalnya ia begitu menguasai khasanah musik dangdut. Saya baru tahu kalau ada lagu dangdut `Si Kucing Garong` setelah membaca tulisannya pak Abror ini. Tapi memang dia ini unik, karena mobilnya BMW, tapi begitu pintunya dibuka musiknya dangdut," katanya. Sementara Janet memuji Abror sebagai wartawan, intelektual sekaligus menguasai masalah sepakbola. Mantan Ketua PSSI Jatim itu dinilai Janet sebagai sosok yang langka dan bahkan di Amerika juga tidak ada. Henry juga memuji luasnya wawasan Abror yang tidak banyak dimiliki oleh seorang wartawan. Dalam tulisannya ia mengidentifikasi ada 16 ilmuwan yang populer di kalangan kampus dikutip dalam tulisan Abror. "Jadi pak Abror ini memang seorang pembaca buku dan bukan hanya buku ilmiah, tapi juga sastra. Saya tahu dia penggemar berat buku karya-karya sastrawan Pramoedya Ananta Tour," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007