Pekanbaru (ANTARA News) - Alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menyiapkan pengacara untuk membela lima wasana praja tersangka pengeroyokan terhadap salah seorang pengunjung Jatinangor Town Square (Jatos), Sumedang. Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Alumni IPDN Azharisman Rozie saat dihubungi ANTARA News dari Pekanbaru, Selasa, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan IPDN untuk menyiapkan pengacara. "Kelima praja IPDN ini kami siapkan pengacara. Kasus yang terjadi telah menimbulkan pemberitaan yang tidak berimbang terhadap IPDN," ungkap Azharisman. Ia yang juga Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Indagiri Hulu (Ihu), Riau, mengatakan, tidak berimbangnya kasus itu karena pihak kepolisian dan pers telah memojokkan IPDN dengan tewasnya Wendy Budiman (22), seorang pengunjung Jatos. "Sedangkan kasus di balik tragedi itu tidak diungkit dan terkesan ditutupi oleh pihak penyidik," ujar Aris, sapaan akrab Azharisman. Menurut dia, peristiwa yang menyebabkan Wendy tewas di RSSH Bandung sehari setelah kejadian, bermula dari perlakuan tidak menyenangkan dari korban terhadap beberapa orang purna praja IPDN yang berada di dalam lift Jatos pada Sabtu (22/7) malam. Saat itu, lanjut dia, empat orang purna praja IPDN ada di dalam lift, dua perempuan dan dua laki-laki. Ketika lift akan bergerak naik, pintu lift terbuka lagi dan enam orang pemuda masuk ke dalam lift. "Enam pemuda ini dalam keadaan mabuk dan salah seorang pemuda melakukan pelecehan terhadap salah seorang purna praja perempuan di dalam lift," ungkap Aris. Ia mengatakan, seorang purna praja laki-laki melarang dengan menepis tangan si pemuda, tetapi salah seorang rekan pemuda yang sedang merokok mematikan api rokoknya di leher praja tersebut. Rokok tersebut jatuh dan diinjak oleh praja laki-laki rekannya. Tetapi purna praja yang bernama Subondo asal Bangka Belitung yang menginjak rokok tersebut langsung dikeroyok oleh enam pemuda itu. "Ia (Subondo) dipukul sampai bonyok oleh enam pemuda dalam lift. Saat lift sampai di lantai empat purna praja perempuan teriak minta tolong dan didengar oleh praja yang ada di Pooltime Billiard Jatos," kata Aris. Menurut dia, bersama dengan beberapa massa yang ada di lantai IV mall tersebut, para praja lalu balik menyerang pemuda membantu rekannya. Dalam aksi tersebut, empat pemuda berhasil meloloskan diri dan dua orang lagi termasuk Wendy babak belur dipelasah massa. Keduanya saat dilepas masih mampu berdiri dan berjalan sampai ke bawah, tetapi Minggu (23/7) sore Wendy meninggal di RSSH Bandung. "Berita yang berkembang seolah praja yang bunuh Wendy. Ada keanehan kasus pelecehan dan pengeroyokan terhadap purna praja tidak disebutkan, terputus dengan kematian Wendy yang dibesar-besarkan," ungkap Aris.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007