Abidjan (ANTARA News) - Misi Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Pantai Gading, Senin waktu setempat, mengakui bahwa beberapa tentaranya yang berasal dari Maroko melakukan kejahatan seksual terhadap perempuan-perempuan di bawah umur. "Penyelidikan internal dilakukan dan terbukti hal itu adalah fakta. Para korban antara lain adalah anak-anak," kata juru bicara PBB, Margarita Amodeo, kepada AFP. PBB pada akhir pekan lalu menskors unit penjaga perdamaian dari Maroko yang bertugas di Pantai Gading, menyusul penyelidikan internal atas tuduhan eksploitasi dan pelecehan seks yang dilakukan beberapa tentara negara itu. Penyelidikan penuh telah dimulai terhadap 732 anggota kontingen Maroko yang bermarkas di Bouake, katanya. Amodeo mengemukakan, hasil penyelidikan sejauh ini menunjukkan kasus itu terjadi di satu unit penjaga perdamaian di Bouake. "Para penyelidik sedang dalam proses mengumpulkan semua fakta," dia mengatakan. Kelompok-kelompok HAM di Pantai Gading mengungkapkan kegusaran terhadap tentara itu. Pasukan penjaga perdamaian diterjunkan pada 2003 untuk mengawasi gencatan senjata antara pemberontak dan pasukan pemerintah. Pemberontak menguasai bagian utara negara bekas jajahan Perancis itu setelah percobaan kudeta pada 2002 terhadap Presiden Laurent Gbagbo, sedangkan pasukan pemerintah menguasai kawasan selatan. PBB menempatkan sekitar delapan ribu anggota pasukan penjaga perdamaian di negara yang pernah menjadi lambang kestabilan dan ekonomi yang kuat di Afrika Barat itu. Pasukan penjaga perdamaian itu juga didukung oleh lebih dari tiga ribu tentara Perancis. Maroko adalah kontingen kedua terbesar setelah Bangladesh. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007