Jambi (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak perlu goyah menanggapi isu atau lontaran yang disampaikan Wakil Ketua DPR-RI Zaenal Ma`arif yang menyatakan dirinya sudah menikah sebelum masuk Akabri. "Isu itu merupakan riak politik yang dihembuskan untuk menggoyahkan posisinya sebagai presiden, namun dinilai tidak pas karena menyangkut pribadi, bukan tindakan yang merugikan masyarakat dan negara," kata pengamat politik Winarno SH, di Jambi, Minggu. Ia menilai isu atau lontaran yang menyatakan SBY menikah sebelum masuk Akabri itu tidak perlu ditanggapi dengan hati panas, karena dengan sendirinya isu itu akan reda. Selanjutnya langkah SBY yang akan mengadukan lontaran itu secara hukum juga langkah yang tepat, karena dinilai telah mencemarkan nama baiknya sebagai presiden. Diyakini pernyataan itu tidak akan mampu menggoyahkan atau membuat posisi SBY sebagai presiden turun dari jabatannya, kecuali ada kasus berat seperti korupsi dan tindakan yang merugikan masyarakat atau negara. Isu itu sifatnya masalah moral, sehingga wajar bila orang yang merasa moralnya tercemar akibat fitnah akan terusik dan balas menuntut orang penyebar isu tersebut. Elit politik dan masyarakat juga akan bersifat lebih arif seorang presiden tidak akan dijatuhkan dengan masalah perkawinan, apalagi dilakukan dengan sah, dan bukan skandal. "Seharusnya elit politik tidak membawa masalah pribadi dalam urusan negara, masih banyak cara lain yang lebih terhormat bila ingin mengontrol dan mengkritik presiden dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin bangsa," tutur Winarno ahli hukum Unja itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007