Bandung (ANTARA News) - Pemerintah bersama tujuh perusahaan akan membangun jaringan serat optik sepanjang 10 ribu kilometer bagi peningkatan sarana komunikasi di Kawasan Indonesia Timur (KTI) pada 2008. Pembangunan jaringan kabel optik yang dikerjakan oleh konsorsium beranggotakan PT Bakrie Telecom Tbk, PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Indosat Tbk, PT Infokom Elektrindo, PT Macca System Infocom, PT Powertek Utama Internusa, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sebagai yang memimpin itu diperkirakan menelan biaya Rp4 triliun. "Pemerintah telah bersepakat dengan ketujuh perusahaan yang tergabung dalam sebuah konsorsium pembangunan untuk melakukan pembangunan serat optik untuk KIT, dan diharapkan proyek itu dapat segera dilaksanakan pada 2008 nanti," kata Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Muhammad Nuh, kepada pers di Universitas Padjajaran Bandung, Senin. Menurut Menkominfo, proyek tersebut dinamakan Palapa Ring yang merupakan kelanjutan pengembangan Cincin Serat Optik Nasional (CSO-N). Dikatakannya, proyek pembangunan Palapa Ring itu bertujuan mempercepat akses telekomunikasi secara nasional yang tidak terbatas pada backbone yang sudah ada saat ini. Menurutnya, pembangunan serat optik itu diharapkan mampu menyiasati keterbatasan akses komunikasi di KIT, sekaligus menambah kapasitas backbone. Setelah proyek itu terlaksana, ujarnya, pemerintah Indonesia akan mengintegrasikan kekuatan serat optik yang terdapat di KIT dengan serat yang terdapat di Kawasan Indonesia Barat (KIB). Palapa Ring adalah suatu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang akan menjangkau sebanyak 33 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, sedangkan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer. "Investasi ini dilakukan bertahap selama tiga tahun untuk menciptakan ketersediaan layanan telekomunikasi dari voice hingga broadband sampai seluruh kota/kabupaten," katanya. Palapa Ring itu, katanya, diharapkan memberi manfaat besar dan cepat terhadap pembangunan e-learning, dan e-healty, dan saat ini Depdiknas baru memiliki kapasitas e-learning sebesar 155 Mega, sehingga setelah proyek itu selesai kapasitas e-learning bisa ditingkatkan hingga 300 Giga.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007