Sochi (ANTARA News) - Mentalitas Viking Islandia membuat mereka tiba di Piala Dunia tanpa rasa takut. Walaupun berada di grup yang sulit, dan sudah berjuang dengan gagah berani setiap kali masuk ke lapangan, harapan-harapan mereka kandas akibat minimnya daya ledak.

Dua tahun setelah mengejutkan dunia sepak bola dengan mencapai perempat final Piala Eropa 2016, Islandia, negara terkecil dengan populasi paling sedikit yang pernah lolos ke Piala Dunia, mengawali perjalanannya di Rusia dengan menahan imbang Argentina dengan skor 1-1.

Bagaimanapun, Nigeria terbukti merupakan ujian yang terlalu tangguh pada pertandingan kedua mereka di Grup D, kalah 0-2, dan ketika Gylfi Sigurdsson gagal mengeksekusi penalti, Islandia terlihat tidak memiliki ide bagaimana cara untuk mengeluarkan diri dari lubang perangkap.

Sigurdsson, yang sejauh ini merupakan pemain paling kreatif di tim Islandia, absen bermain selama tiga bulan dalam persiapan menuju Rusia karena cedera lutut dan tidak terlihat dalam bentuk permainan tertajamnya di Rusia.

Dengan hanya lima tembakan ke gawang dan koleksi satu gol dari dua pertandingan pertamanya, Islandia memerlukan kemenangan untuk memelihara peluang melaju ke fase gugur dan mematahkan belenggu-belenggu pada pertandingan terakhir mereka melawan Kroasia. Pada pertandingan melawan Krosia, Islandia melepaskan enam tembakan ke gawang dan mencetak gol melalui penalti Sigurdsson .

Mereka juga berjuangan menghadang Kroasia sehingga hanya memiliki dua tembakan ke gawang, namun sayangnya bagi Islandia kedua tembakan itu berbuah gol.

Meski kekalahan itu mendepak Islandia dari turnamen akbar dan membuat mereka menghuni dasar klasemen dengan satu poin, ada banyak pujian untuk tim.

"Saya tidak dapat lebih bangga lagi terhadap pada pemain, namun kami kecewa karena tidak dapat melaju," kata pelatih Heimir Hallgrimsson kepada para pewarta menyusul tersingkirnya tim asuhannya. "Ini adalah permainan indah, namun terkadang ini benar-benar berat."

Para penggemar Islandia sekali lagi memberikan dukungan penuh semangat dengan warna kebesaran dan kebisingan di tribun, ketika mereka dengan bangga mendukung tim mereka, dan Perdana Menteri Katrin Jakobsdottir merilis pernyataan tidak lama setelah peluit panjang berbunyi untuk merangkum perasaan negaranya.

"Ini sangat menginspirasi untuk kami semua di Islandia, untuk melihat bagaimana kepercayaan mereka terhadap tim dan peluang sukses meski terdapat hambatan, telah membawa mereka sejauh ini," ucapnya, demikian Reuters.

Baca juga: Islandia gagal ke 16 besar setelah ditaklukkan Kroasia 1-2

(H-RF/A020)

Pewarta: -
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018