Denpasar (ANTARA News) - Otoritas Bandara bersama instansi terkait akan mengevaluasi operasional penerbangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, setiap dua jam.

"Kami pantau per dua jam sekali berdasarkan informasi dari Volanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin, BMKG, visualisasi dari pilot dan pengamatan langsung," kata Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali dan Nusa Tenggara Herson dalam keterangan pers di Gedung Wisti Sabha Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat.

Apabila abu vulkanik sudah tidak mengganggu ruang udara bandara, maka operasional penerbangan segera dibuka. Namun jika belum ada tanda-tanda sebaran abu vulkanik telah menghilang dari ruang udara bandara, maka penutupan bandara diperpanjang.

36 pesawat terparkir di Bandara Ngurah Rai karena tidak bisa berangkat setelah bandara ditutup. Herson mengatakan bandara dibuka kembali, maka pesawat yang tertahan di Bali itu akan mendapat prioritas untuk terbang lebih dulu.

Langkah ini ditempuh agar apron menyisakan tempat untuk pesawat lain yang akan tiba untuk parkir mengingat kapasitas parkir terbatas sekitar 54 pesawat.

Gusti Ngurah Rai ditutup sementara mulai pukul 03.00 hingga 19.00 WITA karena ruang udara bandara tertutup abu vulkanik Gunung Agung pascaerupsi yang terjadi pada Rabu (27/6) sehingga berbahaya bagi penerbangan.

Baca juga: Erupsi Gunung Agung membuat dua bandara di Jawa Timur ditutup

Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2018