Jakarta (ANTARA News) - Seluruh aktivitas di Jakarta secara resmi diliburkan pada Rabu (8/8) saat dilakukannya pemungutan suara dalam pemilihan kepala daerah DKI 2007 menyusul dikeluarkannya keputusan menteri dalam negeri yang mengatur hal tersebut. "Jakarta sudah dipastikan libur saat pemungutan suara nanti oleh karena itu tidak ada alasan untuk tidak menggunakan hak pilih," kata Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dalam pengarahan persiapan pilkada di Balaikota Jakarta, Selasa. Berbicara di depan para Walikota dan Bupati serta Camat dan Lurah se-DKI Jakarta, Sutiyoso mengingatkan agar masing-masing perangkat pemerintahan lebih aktif mengingatkan warga untuk menggunakan hak pilih. "Salah satu ukuran keberhasilan penyelenggaraan pilkada adalah jumlah warga yang ikut serta tinggi. Saya minta agar terus diingatkan, bila perlu gunakan pengeras suara di gang-gang dan jalan," tegasnya. Meski demikian ia menekankan agar semua aparat pemerintah tetap netral dan tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan salah satu pihak peserta pilkada. "Juga jangan sekali-kali menggunakan fasilitas baik anggaran maupun mobil dinas untuk kepentingan kampanye," cetusnya. Berdasarkan surat keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 121.31-346 tahun 2007 tentang penetapan hari pemungutan suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta sebagai hari yang diliburkan di Provinsi DKI Jakarta dinyatakan 8 Agustus 2007 merupakan hari libur. Hari libur tersebut hanya berlaku di Jakarta. Dengan demikian semua aktivitas pemerintahan di DKI Jakarta, pendidikan juga diliburkan untuk memberikan kesempatan pada warga yang terdaftar dan mempunyai hak pilih memberikan suaranya. Surat keputusan itu ditandatangani pada 30 Juli 2007 oleh Mendagri Ad Interim Widodo AS. Pada kesempatan itu Gubernur DKI juga menegaskan usai masa kampanye dan memasuki hari tenang selama tiga hari sebelum pemungutan suara, semua atribut kampanye harus dibersihkan. "Ada tiga hari yaitu 5 Agustus hingga 7 Agustus 2007 hari tenang. Saya minta semua aparat hingga di kelurahan untuk membersihkan semua poster dan spanduk sampai habis," katanya. Bila masih ada satu saja poster atau spanduk, Sutiyoso mengancam akan memanggil langsung camat atau lurah setempat untuk mencapat teguran. "Tidak ada lagi yang kampanye saat itu karena waktu sudah habis," ujarnya. Ia juga mengingatkan agar posko bersama pilkada yang dibentuk lebih dioptimalkan untuk mengurangi potensi konflik dalam pilkada. "Bila ada masalah selesaikan secara berjenjang, jangan sampai ada konflik horizontal," paparnya. Gubernur DKI mengakui saat ini suhu politik mulai memanas meski belum sampai ada konflik fisik. "Memang ada konflik namun baru sebatas ejek-ejekan lewat spanduk, itu saya nilai masih dalam kondisi yang terkendali," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007