Jakarta (ANTARA News) - Saat Adnan Buyung Nasution untuk pertama kalinya, setelah 30 tahun, menginjakkan kaki ke kampung halaman di Pakantan, Mandailing Natal, sebuah upacara pemberian gelar "Mangaraja Namorasution" telah menanti. Upacara pada Rabu (25/7) itu adalah penganugerahan gelar "Mangaraja Nomarasution" dari para kepala adat Mandailing Natal kepada Bang Buyung, begitu dia sering disapa. Bak sepasang pengantin, Bang Buyung beserta isteri duduk di pelaminan mengenakan pakaian adat kebesaran Mandailing, berupa baju beludru hitam lengkap dengan pernak-pernik berwarna-warni, serta topi kebesaran. Gelar yang diberikan kepada pejuang hukum itu memiliki arti "Raja yang dihormati Marga Nasution", dan dengan gelar itu maka pada setiap upacara adat dia tidak boleh duduk dekat pintu, melainkan harus duduk di atas tikar berlapis tujuh yang disiapkan untuk para raja. "Ini menunjukkan pengakuan sebagai orang yang asal-usulnya atau akarnya dari Pakantan, Mandailing Natal, yang oleh orang tua saya disebut sebagai tempat lahirnya `nabeteng sudeon` atau orang-orang hebat yang pemberani, cerdas, dan jujur," katanya. Tapi, katanya, pengharagaan ini juga membawa tanggungjawab untuk tetap menjaga nama baik kampung halaman dan segala sepak terjang pribadinya. Gelar itu juga tak ubahnya sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-73, yang baru saja dirayakan. (*)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007