Makassar (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Slamet Soebijanto, mengungkapkan bahwa institusinya, TNI AL, masih membutuhkan sekitar 376 kapal perang (KRI) untuk mengawasi seluruh perairan Indonesia dengan lebih efektif. "Saat ini TNI AL baru memiliki sekitar 120-an KRI dari berbagai jenis untuk melakukan patroli di perairan Indonesia," ungkap KSAL kepada pers usai meresmikan dua KRI yakni KRI Makassar dan KRI Boiga di dermaga Hatta Pelabuhan Makassar, Rabu. Menurut dia, Indonesia merupakan negara yang wilayah perairan sangat luas sehingga dibutuhkan sekitar 376 KRI lagi untuk bisa menjangkau seluruh lautan Indonesia. "Indonesia memiliki banyak sumber daya perairan yang harus dilindungi dan apabila tidak dijaga sengan baik maka dapat diambil oleh orang-orang asing untuk kepentingan pribadi," ujarnya dan menambahkan, dengan kehadiran KRI Makassar dan KRI Boiga diharapkan membantu menjaga kelestarian sumber daya alam khususnya di perairan Kawasan Timur Indonesia. "Keamanan di perairan memang perlu kita waspadai terutama di wilayah perbatasan dengan negara lain," kata Slamet. KSAL juga mengungkapkan, kawasan Sulawesi Utara patut di waspadai karena Sulawesi Utara rawan penyelundupan senjata maupun penangkapan ikan secara ilegal (illegal fising). Terkait rencana pengangkatan black box pesawat Boeing 737-400 milik Adam Air yang jatuh di perairan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Slamet mengatakan bahwa pihaknya belum pernah diberitahu soal rencana itu.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007