Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy mengatakan Nahdlatul Ulama (NU) sejak awal ingin menyatukan agama dan nasionalisme.

"NU juga selama ini menjadi benteng atas hadirnya pemahaman agama yang masuk ke Indonesia yang tidak semuanya selaras dengan upaya menyatukan agama dengan nasionalisme," kata Romahurmuziy saat hadir dalam halalbihalal di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa.

Menurut Rommy, sapaan akrabnya, sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar, Indonesia menjadi laboratorium semua pemahaman Islam yang berkembang di berbagai belahan dunia,

"Pemahaman-pemahaman itulah yang perlu kita cermati. Bukan berarti membenci, tetapi mencermati agar tetap sejalan dengan kepentingan NKRI," katanya.

Menurut Rommy, sebagai pihak yang turut memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, komitmen kebangsaan NU tak layak diragukan.

Pendiri NU KH Hasyim Asyari mempopulerkan slogan "hubbul wathan minal iman" atau cinta tanah air bagian dari iman. Slogan ini semakin populer saat KH Wahab Hasbullah mengabadikannya dalam lagu "Yalal Wathan" yang digubahnya sebelum kemerdekaan Indonesia.?

Rommy menegaskan bahwa semua pihak harus bisa menjaga kerukunan dan perdamaian di Indonesia dari semua hal yang bisa merusaknya, termasuk dari paham keagamaan yang mempunyai potensi menimbulkan kerusuhan dan memancing pertikaian serta memantik ketegangan.?

"Inilah peran penting Nahdlatul Ulama ke depan dan ini yang perlu kita dukung bersama," kata Rommy.

Pada acara yang dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj sempat memperkenalkan Rommy sebagai cucu pendiri NU KH Wahab Hasbullah.

Menurut Said Aqil, Kiai Wahab lah yang memberikan nama halalbihalal untuk acara silaturahim yang digagas oleh Presiden pertama RI Soekarno untuk menyatukan tokoh politik yang bersitegang waktu itu.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018