Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Jusuf Kalla, mengaku malu saat melihat iring-iringan kampanye pasangan calon gubernur DKI Jakarta Fauzi-Prijanto, karena bendera Partai Golkar jumlahnya sedikit. "Di jalan tadi saya ketemu kampanye Fauzi Bowo. Saya merasa malu, karena dalam kampanye itu justru bendera Partai Golkar paling sedikit," kata Jusuf Kalla saat membuka orientasi fungsionaris Partai Golkar di Jakarta, Jumat. Menurut Wapres, apa yang terjadi di Partai Golkar DKI, dimana Golkar hanya meraih sembilan persen suara, bukan merupakan contoh yang baik. "Ini jangan dicontoh, ini bukan contoh yang baik," kata Jusuf Kalla dengan berapi-api. Jusuf Kalla justru meminta jajaran DPD Partai Golkar DKI untuk bisa belajar ke Papua atau daerah-daerah lain, tempat Partai Golkar berjaya. "Tetapi ini bisa diperbaiki dengan kerja yang baik," tambah Jusuf Kalla. Menurut Jusuf Kalla, demokrasi adalah persaingan merebut hati masyarakat. Untuk saat ini, tambahnya, persaingan hanya bisa dimenangkan jika bekerja dengan baik. Jusuf Kalla menjelaskan bagi-bagi kaos dalam kampanye sudah tidak bisa lagi diandalkan. Masa kampanye yang hanya dua minggu, tambahnya paling banter hanya bisa memengaruhi 10 s/d 20 persen orang. "Kaos warna kuning ini bisa dibeli di toko, tetapi apa yang kita perbuat tidak bisa dibeli," kata Jusuf Kalla. Karena itu, dia meminta para fungsionaris partai dari seluruh Indonesia agar mau bekerja keras membangun daerahnya, membantu anggotanya, menyejahterakan rakyat. "Kemenangan partai tergantung perilaku, perbuatan kita. Tetapi untuk semua itu harus terorganisir dengan tepat," kata Jusuf Kalla. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007