Cilacap (ANTARA News) - Cadangan pasir besi di sepanjang pantai selatan Kabupaten Cilacap mengalami penurunan sehingga tidak ada lagi penambangan secara besar-besaran. "Yang tersisa saat ini sekitar 600 ribu ton dengan kandungan besi di bawah 50 persen," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Cilacap, Kiswoyo, dfi Cilacap, Sabtu. Menurut dia, penambangan pasir besi di Cilacap pertama kali dilakukan oleh PT Aneka Tambang pada tahun 1970-1975 di blok A dan blok B dengan luas area 1.400 hektare dari Pantai Teluk Penyu hingga muara Sungai Serayu. Pada awal penambangan, kata dia, kandungan besinya mencapai 55 persen yang berada di sisi barat Sungai Serayu, tetapi semakin ke timur kandungannya semakin menurun. Ia mengatakan, tahun 1975-1987 penambangan dilakukan di blok C seluas 1.568 ha mulai dari Pantai Bunton hingga Sungai Bengawan dan blok D pada tahun 1987-2004 dari pantai Desa Karangbenda hingga Welahan Kulon seluas 579,9 hektare. "Pasir besi itu dikirimkan ke perusahan-perusahaan semen dalam dan luar negeri (Jepang) sebagai bahan campuran membuat semen," kata dia. Ia mengatakan, aktivitas PT Aneka Tambang berhenti sejak 2003 tetapi baru meninggalkan Cilacap tahun 2004 setelah melakukan reklamasi antara lain dengan menanam pohon ketapang laut dan pohon kelapa. Saat ditinggalkan, kata dia, cadangan pasir besi sekitar 600 ribu ton sehingga dianggap tidak ekonomis jika dikeola oleh PT Aneka Tambang. "Meskipun PT Aneka Tambang sudah meninggalkan Cilacap, aktivitas penambangan pasir besi masih berjalan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil," kata dia. Menurut dia, ada empat perusahaan yang terdaftar melakukan penambangan pasir besi yaitu PT Pasir Besi Indonesia di Bunton, Kecamatan Adipala dengan masa kontrak 10 tahun (2005-2015) dan luas lahan 101 hektare.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007