Bandarlampung (ANTARA News) - Harga kopi hasil panen raya yang terjadi pertengahan Juni hingga Juli 2007 di Kabupaten Tanggamus, Lampung, untuk kualitas lokal (asalan) sekitar Rp14 ribu per kilogram, sedangkan kualitas ekspor berkisar Rp15.500-Rp16 ribu. "Saat ini semua petani kopi yang memiliki lantai penjemuran sedang mengeringkan hasil panennya untuk mendapatkan mutu terbaik," kata Sekretaris Jenderal Asosias Petani Kopi Indonesia (APEKI), A Hamidi, di Tanggamus, Lampung, Sabtu. Dia menjelaskan, selain memetik buah hingga masak, salah satu untuk mendapatkan kualitas kopi yang baik adalah dengan penjemuran yang optimum. APEKI Lampung saat ini membina dua kelompok besar petani kopi yakni Margo Rukun dengan anggota 25 kelompok tani serta Sinar Abadi beranggotakan 33 kelompok tani, dan masing-masing kelompok rata-rata beranggotakan 50 petani. Sekitar 60-70 persennya melakukan pola tanam intensif guna menghasilkan kopi kualitas ekspor. "Untuk kualitas ekspor, kami sudah bekerja sama dengan salah satu pabrikan pengolah kopi. Jadi tidak masalah soal pemasaran," jelasnya. Sedangkan kopi yang kualitasnya tidak baik oleh petani dikelompokkan pada kualitas lokal dan masih memiliki harga yang memadai. Menyinggung prediksi panen tahun ini, Sekjen APEKI itu menjelaskan sekitar 170 ribu ton dan mengalami peningkatan sedikit dibandingkan tahun lalu. "Peningkatannya tidak banyak, karena ada beberapa daerah yang mengalami kekeringan tahun lalu sehingga produksinya menurun," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007