Garut (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi DR Surono di Garut, Minggu, memperkirakan rata-rata setiap tahunnya ada lima dari 129 gunung api yang bakal mengalami letusan atau erupsi. Ditemui ketika melakukan serangkaian pengamatan dari dekat di puncak gunungapi Papandayan Kecamatan Cisurupan Garut (2.665 mdpl) bersama Kepala Badan Geologi Dr Bambang, Surono mengatakan, gunung api yang kini berstatus waspada selain Papandayan juga Merapi (2.965 mdpl) di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) yang hingga kini masih berfluktuatif dari rangkaian erupsi 2006 lalu. Bahkan kondisi gunung itu masih pula mengeluarkan awan panas meski radius jangkauannya kecil, sedangkan satu gunung api yang sekarang telah berstatus "siaga" yakni gunungapi Soputan di Sulawesi Utara, sementara gunung api Papandayan Garut sejak 2 Agustus siang lalu berstatus waspada. "Kami tengah mengikuti apa maunya gunung api Papandayan dalam artian bukanlah manusia yang menentukan kehendak terhadap aktivitas gunung itu kendati diharapkan masyarakat tetap tenang dan jangan panik karena masih berkondisi aman," katanya. Dikatakannya, sebanyak 129 gunungapi di Indonesia itu merupakan 13 persen dari total jumlah gunung api di seluruh dunia. Kepala Pusat pengamat gunung api tersebut sebelumnya secara detail mengamati perkembangan rekam data seismograf serta melakukan pengamatan visual dari Pos Pengamatan Gunungapi Papandayan di Kampung Pangauban Kecamatan Bayongbong. Data terbaru antara lain menunjukkan, terjadi satu kali kegempaan terasa, satu kali kegempaan vulkanik A, 15 kali kegempaan vulkanik B serta sebanyak 38 kali tremor atau getaran yang terus-menerus, data rekam berikutnya bisa diketahui Minggu sore pasca pukul 18.00 WIB. Sedangkan pangamatan visual di lapangan antara lain menunjukkan beberapa kawah yang selama ini dilakukan pengukuran temperaturnya banyak menghembuskan asap putih hingga mencapai ketinggian berkisar 50 m hingga 100 meter, dengan mengeluarkan aroma belerang yang sangat menyengat. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007