Bandung (ANTARA News) - Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Konferensi International untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi pemberdayaan masyarakat rural. Acara yang bertajuk International Conference on Rural Information and Communication Technology 2007 (R-ICT) 2007 itu digelar di Aula Barat dan Timur ITB, Senin (6/8) - Selasa (7/8) besok. "Kegiatan ini akan menampilkan sekitar 100 pembicara dari kalangan pakar, mahasiswa, juga peserta dari luar negeri," kata Kepala Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB, Armein Z Langi, Senin. Ia menyebutkan, kegiatan konferensi international TIK itu merupakan yang pertama kalinya. Ia berharap kegiatan itu dapat membuka permasalahan sulitnya teknologi informasi dan komunikasi menembus masyarakat pedesaan. Hari pertama R-ICT 2007 diisi oleh para pakar informasi dan komunikasi dari ITB antara lain Dwi Hendratmo (Pusat Pembelajaran Jarak Jauh ITB), Prof Dr. Tati L Mengko (Biomedical Enginering RD-STEI ITB), Ir Tri Mumpuni dan yang lainnya. Sedangkan pada hari kedua, Selasa (7/8) konferensi akan membahas tema "Ekosistem untuk pengentasan kesenjangan digital", Study Kebijakan Fasilitas Industri Perangkat Lunak dan Konten" dan Visi Indonesia 2030 dalam Bidang ICT. Selain konferensi, event ini juga terdiri atas workshop yang dimaksudkan untuk mempersiapkan pembuat keputusan, pemerintah daerah, usaha kecil dan menengah dan masyarakat untuk menerapkan TIK di komunitas tertinggal di daerahnya. Sedangkan pameran menjadi ajang untuk menampilkan produk-produk dan solusi bagi kebutuhan TIK di komunitas pedesaan dan yang tertinggal. "Inovasi baru diperlukan baik untuk peralatan, infrastuktur, software aplikasi dan konten," kata Armein Z Langi. Terlebih dalam konteks negara berkembang, kata dia, kondisi kultural masyarakat menjadi faktor yang sangat penting dalam penelitian dan inovasi. Ia menyebutkan, terkait dicanangkannya Millenium Development Goals (MDGs), maka saat ini perhatian besar dicurahkan untuk memberantas kesenjangan digital (digital divide). "Di dunia hampir empat milyar orang yang tidak dapat memanfaatkan TIK, sedangkan di Indonesia sekitar 150 juta orang," katanya. Menurut dia, saat ini hanya masyarakat kelas menengah atas yang dapat memanfaatkannya sedangkan masyarakat yang berada di segmen bawah dari piramida (bottom of pyramid) tidak mampu menjangkaunya. Pameran Pada kesempatan yang sama juga digelar exhibisi Digital Culture yang menampilkan karya budaya Sunda dalam acara pembukaan dan workshop wayang golek oleh dalang Asep Sunandar Sunarya. Selain itu juga dilakukan berbagai live performances dan workshop music dan video kampus. Selain itu juga dilakukan launching IP-TV di Kampus ITB (Campus Channel). Kegiatan yang digelar Career Development Center (CDC) ITB, Desain Komunikasi Visual FSRD ITB dan Sekolah Teknil Elektro dan Informatika itu juga diikuti puluhan perusahaan terkait dengan teknologi.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007