Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Prof DR Muladi SH, menilai bahwa Zaenal Ma`arif harus meminta maaf langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan bukan kepada Ibunda SBY. "Secara pribadi dia harus minta maaf ke Presiden, karena yang menjadi korban itu adalah SBY," ujar Muladi, usai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin. Muladi menuturkan, Zaenal bisa meminta maaf langsung atau juga melalui surat yang intinya ditujukan kepada Presiden, bukan kepada orang lain. Zaenal sendiri, dikatakannya, hingga kini merasa tetap tidak bersalah, sehingga masalah ini harus dipertanggunjawabkan secara yuridis. "Dalam politik itu harus tetap ada unsur sportif. Jika tidak ada cukup bukti atas isu yang dilontarkan Zaenal bahwa Presiden menikah sebelum masuk Akademi Militer, maka yang bersangkutan siap-siap saja," ujar Muladi. Muladi mengemukakan hal itu berkaitan atas laporan SBY sebagai pribadi atau warga negara biasa pada Minggu (29/7) melapor Zaenal Ma'arif ke Polda Metro Jaya dalam kasus pencemaran nama baik. Zaenal Ma'arif, yang mantan Wakil Ketua DPR, dilaporkan berkaitan dengan pernyataannya bahwa SBY sudah menikah sebelum memasuki Akadami Militer (Akmil). "Presiden tidak perlu khawatir dipanggil kepolisian atau pengadilan untuk kasus ini. Di negara demokrasi itu tidak masalah," demikian Muladi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007