Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu memperkirakan kondisi perekonomian global yang menunjukkan adanya perkembangan perkonomian global, terutama di Amerika Serikat, tidak akan banyak mempengaruhi pertumbuhan ekpor Indonesia. "Sampai saat ini kan masih sekitar 15% pertumbuhannya. Mudah-mudahan masih bertahan karena harga berbagai komoditi masih relatif tinggi," kata Mari usai rapat koordinasi membahas percepatan arus barang di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Senin. Menurut dia, sebenarnya terlalu dini untuk memperkirakan dampak situasi perekonomian global terhadap pertumbuhan ekspor dan investasi asing di Indonesia, karena belum dapat dipastikan penyebab fenomena itu. "Mungkin kita harus tunggu dulu, melihat apakah ini dampak sementara seperti pengaruh stock market, pengaruh perubahan interest rate diluar, atau lebih fundamental dari itu. Masih terlalu dini menurut saya untuk menilai dampaknya," katanya. Ia mengharapkan terjadi "soft landing" atas apa yang terjadi di AS, sehingga dampak negatifnya terhadap perekonomian di Indonesia tidak terlalu berat. "Kalau yang menyangkut ekspor dan investasi, memang pasar AS dan Eropa masih cukup besar, tetapi ada trend pertumbuhan positif dari kawasan Asia Timur. Kita lihat tren dan polanya ini sudah lebih banyak peningkatan dan pertumbuhannya ke Asia Timur termasuk RRC, Korea, dan Jepang serta India. Jadi mungkin kita masih ada yang istilahnya itu `buffer` kalau memang terjadi landing yang tidak terlalu soft di AS," katanya. Bursa AS Wall Street sempat mengalami penurunan drastis yang diduga karena tertekan aksi jual saham unggulan karena data terbaru tentang pasar perumahan di AS. Sejumlah kalangan menilai kondisi itu mendorong terjadinya situasi "panic selling" (penjualan besar-besaran karena panik) yang melanda Bursa Efek Jakarta (BEJ). Akibatnya, IHSG mengalami penurunan cukup besar dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi tersebut juga dinilai menyebabkan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS hingga menyentuh Rp9.300 per dolar AS. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007