Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Selasa pagi, bertahan pada Rp9.300 per dolar AS, karena pelaku pasar hati-hati untuk masuk pasar menjelang pemilihan Kepala Daerah Ibukota Jakarta. Nilai tukar rupiah stabil pada Rp9.300/9.310 seperti hari sebelumnya Rp9.300/9.312 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan tekanan pasar terhadap rupiah tertahan oleh membaiknya pasar saham regional yang mengikuti menguatnya bursa Wall Street. Membaiknya bursa Wall Street terutama disebabkan berkurangnya kekhawatiran pelaku asing terhadap pertumbuhan ekonomi AS, seperti krisis kredit perumahan AS, katanya. Menurut dia, rupiah masih sulit untuk bergerak naik, karena pelaku lokal melihat pelaku asing menunggu hasil pertemuan Bank Sentral AS (The Fed) yang akan berakhir pada hari ini. Pelaku khawatir apabila The Fed menyatakan pertumbuhan ekonomi AS makin melesu karena berbagai faktor yang terjadi di dalam negerinya, katanya. Untuk itu, lanjutnya, apakah The Fed akan menurunkan tingkat suku bunganya yang masih mencapai 5,25 persen untuk menekan inflasi yang cenderung meningkat. "Kami masih ragu apakah The Fed akan menurunkan tingkat suku bunganya melihat bank sentral negara lainnya cenderung menaikkan suku bunganya," katanya. Kostaman Thayib mengatakan, rupiah diperkirakan pada penutupan sore nanti akan menguat, apabila kondisi pasar seperti ini berlanjut, karena diperkirakan pelaku lokal akan membeli rupiah dan melepas dolar AS yang dinilai sudah cukup tinggi. Apabila pasar memburu rupiah yang didukung faktor fundamental ekonomi Indonesia yang baik, maka mata uang lokal itu akan berada di bawah angka Rp9.300 per dolar AS, katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007