Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat diimbau untuk tidak menempati bangunan-bangunan yang rusak terdampak gempa yang mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu pagi, demikian disampaikan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat Dwikorita Karnawati.

Pasalnya, BMKG masih mencatat sedikitnya 124 kali gempa susulan di wilayah tersebut pascagempa pertama hingga pukul 14.00 WIB.

"Sehubungan dengan masih adanya gempa-gempa susulan, masyarakat dihimbau supaya tidak menempati bangunan-bangunan yang kondisinya sudah rusak akibat gempa utama," kata Dwikorita di Jakarta, Minggu.

Hingga saat ini, gempa susulan yang terjadi dengan kekuatan yang terus mengecil, setelah gempa susulan terbesar dengan magnitudo terbesar 5,7 SR.

"Kami meminta masyarakat untuk waspada terhadap ancaman gempa susulan meskipun dengan intensitas dan magnitude yang kecil," tambah dia.

Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita bohong yang menyebar pascagempa. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Saat ini bantuan tanggap darurat sudah disalurkan untuk para korban termasuk juga tenda pengungsian telah didirikan.

Baca juga: Kesaksian pendaki Rinjani ketika gempa mengguncang

Baca juga: Korban gempa NTB sementara dirawat di tenda pengungsian

Baca juga: 18 wisatawan Malaysia terdampak gempa NTB, satu meninggal dunia

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018