Jakarta (ANTARA News) - Sukarelawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza, Palestina, Abdillah Onim, menyatakan bantuan kemanusiaan dari Tanah Air masih dibutuhkan di Gaza karena dampak blokade yang dilakukan zionis Israel.

"Saya terus bermitra dengan LSM di Indonesia untuk dapat menyalurkan bantuan untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang kini kondisinya semakin memprihatinkan," katanya kepada Antara dari Jalur Gaza, Senin.

Guna mengkoordinasikan bantuan-bantuan dari Indonesia, Abdillah Onim mendirikan Yayasan Nusantara Palestina Center (NPC), yang kemudian bermitra dengan puluhan LSM di Indonesia.

LSM yang rutin memberikan bantuan di antaranya adalah Daarut Tauhid (pimpinan Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym), Daarul Quran (pimpinan Ustadz Yusuf Mansyur), dan yang terbaru menjalin kemitraan adalah Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).

Ia mengemukakan bahwa situasi di Jalur Gaza hingga kini belum ada perubahan pada kehidupan masyarakat yang lebih baik.

"Bahkan lebih parah karena blokade Israel sejak 12 tahun berjalan sehingga terjadi krisis pangan dan lainnya. Israel melarang pasokan bahan pokok masuk ke Gaza terutama barang perdagangan," kata Abdillah Onim, yang sebelumnya adalah relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, dan kemudian menikah dengan Muslimah Palestina.

Disampaikannya juga bahwa pembunuhan terjadi hampir setiap hari karena warga Gaza semakin masif melakukan aksi damai di perbatasan antara Gaza dan Israel.

"Aksi damai itu dibalas oleh Israel dengan eksekusi di tempat. Sudah belasan ribu warga luka-luka, dan sejak Maret 2018 hingga kini, melalui aksi "great march return", sudah lebih dari 160 warga Gaza gugur," katanya.

Atas kondisi itulah, ia selalu mengharapkan rakyat Indonesia tetap memberikan perhatian dan membantu saudara-saudaranya yang kini dalam kondisi krisis di Jalur Gaza.

Baca juga: Saling bantah Palestina dan Israel terkait dua tewas di Jalur Gaza
 

Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Arief Mujayatno
COPYRIGHT © ANTARA 2018