Ponorogo (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, kondisi cuaca buruk yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia saat ini tidak mempengaruhi tingkat produksi ikan laut secara internasional.

"Kalau secara internasional tidak ada penurunan. Daerah selatan (Indonesia) memang cuacanya seperti itu dan ombaknya tinggi. Namun di daerah utara (Indonesia), seperti Arafuru saat ini produksinya (ikan laut) bagus," kata Menteri Susi kepada wartawan usai menyerahkan bantuan lima ton ikan tuna di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa.

Dia menyebutkan, saat ini banyak `cold storage` (gudang berpendingin tempat penyimpanan ikan). Sehingga persediaan ikan beku masih banyak.

"Sekarang kan banyak `cold storage' di mana-mana. Jadi, ikan-ikan beku masih banyak," ujarnya.

Dia mengakui, beberapa wilayah perairan daerah selatan Indonesia cuacanya buruk dengan ombak tinggi. Namun bulan September kondisi cuaca di perairan laut diperkirakan sudah normal kembali.

"Pada bulan Juni, Juli, Agustus, daerah selatan memang cuacanya sering kali seperti itu, ombaknya tinggi. Nanti setelah bulan September akan memasuki musim ikan lagi," jelas dia.

Dia mengakui kondisi cuaca buruk dengan ombak tinggi di sebagian wilayah perairan wilayah selatan mempengaruhi pendapatan sebagian nelayan. Namun, kata dia, ada daerah yang sudah melakukan antisipasi dengan menyediakan dana paceklik.

"Di Pangandaran ada TPI (Tempat Pelelangan Ikan) punya dana paceklik, namanya. Biasanya dibagikan kepada masyarakat nelayan pada saat ombak besar dan nelayan tidak bisa melaut," ucapnya.

Dia mengatakan akan mulai melakukan identifikasi terhadap nelayan yang tidak bisa melaut pada saat cuaca buruk dengan gelombang tinggi.

"Saya akan mulai mengindentifikasi (nelayan). Karena baru tahun ini terjadi ombak tinggi yang eksrem. Tahun-tahun sebelumnya memang juga ada ombak tinggi, namun tidak sampai seekstrem seperti sekarang ini," sebutnya.

Pewarta: Louis Rika Stevani dan Siswowidodo
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018