Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono mengajak agar gejolak perekonomian global yang ditandai dengan anjloknya harga saham dan kurs di sejumlah negara dihadapi dengan kepala dingin dan tetap waspada. "Kita harus tetap waspada, berpikir tenang, kepala dingin dan kita perkuat rambu-rambu kita, itu yang terbaik bagi kita," kata Boediono di Gedung Utama Departemen Keuangan, Jakarta, Selasa. Menurut dia, hingga saat ini fundamental perekonomian dunia masih cukup baik untuk mendukung adanya pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih baik. Hanya saja memang ada masalah yang berkaitan dengan masalah pembiayaan perumahan di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya memberi imbas kepada negara lain. "Ini awalnya masalah pasar yang namanya subprime market mortgage yang merupakan bentuk pinjaman perumahan yang di bawah standar dan itu memang jumlahnya cukup lumayan di Amerika dan negara-negara lain," jelasnya. Perubahan yang terjadi di AS sebagai negara besar tentu saja dengan cepat memberikan pengaruhnya kepada seluruh dunia termasuk Indonesia. Menanggapi adanya prediksi dari sejumlah badan internasional yang memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Asia akan mengalami peningkatan pesat sementara situasi global menunjukkan adanya gejolak, Boediono menyatakan dirinya belum mempelajari proyeksi-proyeksi yang terbaru. "Kalau memang ada proyeksi meningkat, artinya prospek pertumbuhan ekonomi itu bagus, dan ini yang memang terjadi akhir-akhir ini di sektor keuangan," katanya. Ketika ditanya seberapa besar dampak gejolak global, terutama terkait dengan masalah pembiayaan perumahan di AS, Boediono menjelaskan hingga saat ini terdapat beragam analisis mulai dari yang pesimis hingga sangat optimis. "Kita belum tahu, tapi sekali lagi buat kita adalah harus tenang, karena ini memang gejolak di dunia yang memberi imbas kepada IHSG dan kurs," katanya. Mengenai dampak gejolak global terhadap berbagai target dan asumsi ekonomi Indonesia, Boediono mengatakan pemerintah masih yakin bahwa asumsi dan target yang telah ditetapkan bersama DPR masih dapat tercapai. "Sampai saat ini kita optimis masih dapat mencapainya," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007