Jakarta, (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengkhawatirkan peningkatan limbah domestik yang masuk ke Danau Sentani yang menjadi sumber air utama keperluan sehari-hari masyarakat di kaki Pegunungan Cyclops, Papua.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan kondisi Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Sentani semakin menurun, salah satu penyebabnya adalah penduduk di sekitar danau yang semakin banyak, sehingga limbah domestik semakin banyak pula yang masuk ke danau tersebut.

"Apresiasi terhadap sedikitnya sampah plastik di danau Sentani, namun limbah domestik yang masuk ke Danau Sentani masih tetap menjadi perhatian. Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung danau diperlukan untuk pengelolaan ke depannya," ujar Vivien.

Direktur Perbenihan Tanaman Hutan, Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) KLHK Mintarjo mengatakan bahwa Danau Sentani termasuk salah satu dari 15 danau prioritas di Indonesia. Untuk itu, akan disusun Rencana Pengelolaan Danau Sentani.

"Direktorat Jenderal PDASHL melalui UPT Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Memberamo akan menyusun Rencana Pengelolaan Danau Sentani bersama para pihak untuk pengelolaan danau Sentani secara terpadu sehinga pemanfaatannya menjadi optimum," kata Mintarjo.

Danau Sentani merupakan danau terluas di Papua. Danau ini terletak di bawah lereng Pegunungan Cyclops dan terbentang diantara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua. Danau Sentani memiliki luas sekitar 9.360 hektare dan berada pada ketinggian 75 mdpl.

Air danau Sentani adalah sumber air utama untuk keperluan sehari-hari masyarakat sekitar danau. Danau Sentani dimanfaatkan pula untuk perikanan tangkap, perikanan budidaya dan wisata.

Danau Sentani memiliki kekayaan biota air tawar, diantaranya adalah spesies ikan air tawar endemik, yaitu Ikan Gabus Danau Sentani (Oxyeleotris heterodon), Ikan Pelangi Sentani (Chilatherina sentaniensis), Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus) dan Hiu Gergaji (Pristis microdon).*

Baca juga: Masyarakat diminta jaga Gunung Cycloop dan Danau Sentani

Baca juga: 24 kampung di pingiran Danau Sentani terendam

Baca juga: Gelang prasejarah ditemukan di Danau Sentani Jayapura

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2018