Jakarta, 3/8 (ANTARA News) - Kapolres Buton AKBP Andi Herman mengatakan keluarga almarhum Brigadir Sanusi, korban salah tembak, telah ikhlas atas musibah kasus salah tembak Kapolsek Sampoabalo Iptu Suwoto yang mengakibatkan meninggalnya Sanusi.

"Keluarga sudah ikhlas, karena ini memang musibah, tidak ada unsur kesengajaan," kata AKBP Andi Herman, saat dihubungi, Jumat.

Jenazah Brigadir Sanusi sudah dikebumikan pada Selasa (31/7) malam, tak lama setelah terjadinya peristiwa.

Sebelumnya pada Selasa (31/7) pagi, terjadi tawuran antarpelajar SMAN 2 Siontapina yang melibatkan pelajar dari dua desa.

Kemudian Kapolsek Sampoabalo Iptu Suwoto bersama empat orang anggotanya turun ke lokasi untuk menghalau massa tawuran.

Suwoto hendak memberi tembakan peringatan terhadap massa yang mengamuk, namun tembakan Suwoto meleset dan mengenai seorang anggotanya bernama Brigadir Sanusi.

"Saat itu, kapolsek terjatuh dalam keadaan memegang senpi revolver di tangannya. Saat kapolsek bangun, dia melihat Brigadir Sanusi dalam keadaan jongkok sambil memegang kepala dengan bersimbah darah. Lalu kapolsek menolong korban dengan membawa korban ke puskesmas," katanya.

Sanusi yang terluka di bagian kepala belakang akhirnya meninggal dunia setelah dilarikan ke Puskesmas Siontapina.

Andi menambahkan, Polda Sulawesi Tenggara mengambil alih penanganan kasus ini.

"Kapolsek saat ini masih berada di Polres Buton dan diperiksa oleh penyidik Polda Sultra," katanya.

Kondisi Suwoto, menurut Andi, masih syok atas kelalaian perbuatannya.

Penyidik pun masih terus menyelidiki kasus ini termasuk memastikan posisi penembakan yang dilakukan Suwoto yang menyebabkan Sanusi tewas.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018