Jakarta (ANTARA News) - Provinsi Bali akhirnya kembali dimasukkan ke dalam peta daerah tujuan wisata terkemuka di dunia internasional, setelah terjadinya ledakan bom pada 2002 serta 2005 yang mengakibatkan banyak wisatawan asing membatalkan rencana wisatanya ke Pulau Dewata ini. "Bali kembali masuk ke dalam peta tujuan wisata internasional yang paling diminati. Bali mengalami penurunan kedatangan pengunjung sebanyak 47 persen akibat Bom Bali pada tahun 2002 dan mengalami penurunan lagi akibat Bom Bali Kedua tahun 2005," kata Country Manager Visa Indonesia, Ellyana C Fuad, dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat. Ellyana mengatakan masuknya kembali Bali ke dalam peta wisata internasional antara lain ditandai dengan mulai meningkatnya penggunaan kartu kredit oleh para wisatawan asing di Pulau Dewata. "Setahun pasca pemboman tahun 2005, pembelanjaan turis dengan kartu Visa kembali pada pertumbuhan year-on-year yang positif dan tetap stabil sampai dengan Juni 2007. Kembalinya para wisatawan ke Bali seperti yang diindikasikan oleh pembelanjaan mereka dengan kartu kredit Visa adalah keuntungan bagi industri pariwisata Indonesia secara keseluruhan," kata Ellyana. "Dalam enam bulan pertama 2007 ini, pertumbuhan rata-rata pembelanjaan dengan kartu Visa Internasional adalah 39 prsen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pariwisata adalah sumber pendapatan utama rakyat Bali, sehingga mereka merasa lega lagi dengan kembalinya para turis ke Bali, yang dikenal dengan keindahan alamnya, hotel mewah, serta keramahtamahan rakyatnya," kata Ellyana. Kenaikan jumlah wisatawan juga terjadi di daerah wisata Phuket, Thailand, setelah terjadinya gelombang tsunami pada bulan Desember tahun 2004. Namun, kata Ellyana, kenaikan jumlah wisatawan di Bali dan Phuket yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan kartu kredit, tidak nampak di beberapa negara lainnya seperti Sri Lanka atau di kawasan wisata di Thailand yang lainnya. Jika di Phuket terjadi kenaikan jumlah wisawatan maka sebaliknya di daerah Thailand yang lain yaitu di Thailand Selatan justru terjadi penurunan terutama akibat terjadinya serangkaian tindakan pemboman, pembakaran serta pembunuhan yang menimbulkan rasa khawatir wisatawan asing. Ellyana mengatakan penurunan jumlah penggunaan kartu kredit Visa di Sri Lanka terjadi akibat gejolak politik dan sosial di negara tersebut berupa perang saudara di antara berbagai kelompok masyarakat setempat. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007