Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memastikan pariwisata Lombok dan Bali tetap kondusif pasca-gempa bumi berkekuatan 7,0 SR yang terjadi di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepala Bagian Manajemen Krisis Kepariwisataan Kementerian Pariwisata Dessy Ruhati dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat, pemangku kepentingan pariwisata, dan badan penanggulangan bencana dan menemukan fakta bahwa tidak ada wisatawan yang terluka atau terkena dampak gempa.

"Meskipun mengalami kerusakan kecil, Bandara Internasional Lombok (Lombok) dan Bandara Internasional Ngurah Rai (Bali) beroperasi secara normal," katanya.

Peringatan dini tsunami telah dicabut oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) pukul 20.25 Waktu Indonesia Barat.

"Kami mendorong wisatawan untuk tetap tenang dan waspada, mengikuti instruksi pemerintah, dan terus diperbarui informasi hanya dari sumber resmi seperti @infoBMKG dan @BNPB_Indonesia," katanya.

Gempa bumi berkekuatan 7 SR diikuti oleh serangkaian gempa susulan, mengguncang Lombok Utara di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2018 pukul 18.46 Waktu Indonesia Barat.

Getaran juga dirasakan di Bali dan beberapa bagian di Jawa Timur.

Sebelumnya, Menpar Arief Yahya telah mengaktifkan Tim Crisis Center Kemenpar untuk memantau perkembangan terkini bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok.T. H016

Baca juga: Investor Arab Saudi berjanji bangun wisata muslim di Lombok
Baca juga: Branding pariwisata NTB "Friendly Lombok dan Pesona Sumbawa" diluncurkan
Baca juga: Bupati Lombok Tengah ingin pariwisata NTB geser Bali

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2018