Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia berharap pertemuan puncak antara dua pemimpin Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) pada pakhir Agustus 2007 dapat menjembatani upaya persatuan dua Korea secara damai. "Pemerintah RI menyambut baik diselenggarakannya pertamuan puncak itu, ..., kita juga berharap melalui pertemuan ini upaya unifikasi Korea Utara-Korea Selatan secara damai bisa dicapai," kata Jurubicara Departemen Luar Negeri RI Kristiarto Soeryo Legowo di Jakarta, Jumat. Menurut dia, kesepakatan kedua negara untuk menggelar pertemuan itu juga merupakan bukti bahwa kemajuan yang dicapai dalam perundingan enam negara telah berhasil menciptakan situasi kondusif bagi dua negara untuk melakukan dialog. "Indonesia juga berharap pertemuan puncak itu dapat mendorong kesepakatan-kesepakatan yang sudah dicapai oleh enam negara," katanya. Keberhasilan pertemuan puncak itu, lanjutnya, diharapkan juga dapat menciptakan stabilitas keamanan di kawasan Asia Pasifik. Kedua Korea, terbelah sejak 60 tahun, telah mengumumkan Presiden Korsel Roh Moo-Hyun dan pemimpin Korut Kim Jong-Il akan melakukan pertemuan di Pyongyang dari 28-30 Agustus nanti. Itu merupakan pertemuan puncak pertama antara kedua pemimpin negara tersebut sejak Juni 2000, ketika presiden pada saat itu dan penerima hadiah nobel, Kim Dae-Jung melakukan kunjungan bersejarah ke Pyongyang untuk bertemu dengan Kim Jong-Il. Pertemuan puncak itu diselenggarakan menyusul langkah maju negara komunis itu untuk menutup program senjata nuklirnya sesuai dengan kesepakatan enam negara --Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, AS, China, Rusia.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007