Lombok Utara, 7/8 (ANTARA News) - Ratusan personel brimob dari Mabes Polri dan Polda Jawa Timur ikut dalam Bawah Kendali Operasi (BKO) tim evakuasi gabungan pemulihan pascagempa bumi di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

 "Untuk yang di Lombok Utara sudah ada tiga SSK (Satuan Setingkat Kompi) yang terdiri dari 300 personel brimob ditambah dengan tim kesehatan. Mereka sudah di lokasi sejak Senin (6/8) sore," kata Kabid Humas Polda NTB AKBP I Nyoman Suartana di Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Selasa.

 Untuk sisanya, satu SSK dan sejumlah tim kesehatan telah ditugaskan ke wilayah yang juga terkena dampak gempa, yakni di wilayah Kabupaten Lombok Timur.

 "Jadi untuk BKO lima tim kesehatan juga kita bagi, tapi karena dampak gempanya lebih parah di Lombok Utara, kita lebih prioritaskan untuk penugasan di sana," ujarnya.

 Untuk tiga SSK dan tim kesehatan yang ada di Kabupaten Lombok Utara, jelasnya, sudah dalam kendali komando Kasat Brimobda Polda NTB.

"Jadi tiga SSK dan tim kesehatan sudah disebar ke tiga posko tanggap darurat bencana gempa, ada di Pemenang, Tanjung, dan Gangga. Untuk yang di Gangga ini nantinya akan mencangkup wilayah Bayan dan Kayangan," ucapnya.

 Untuk peran personel tambahan ini, jelasnya, tidak hanya membantu tim evakuasi gabungan dalam mengevakuasi korban. Pembersihan puing-puing runtuhan bangunan juga menjadi tugas utamanya.

 "Distribusi logistik dan pengawalan juga akan menjadi tugas penting mereka. Termasuk menjaga kamtibmas," kata Suartana.

 
Lokasi dampak gempa di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8/2018). (Dok AMAN NTB).



 Sedangkan untuk tim kesehatan yang sudah ada di tiga posko tanggap darurat bencana gempa, telah mendirikan tenda kesehatan. Perlengkapan medis juga turut disiapkan untuk membantu dalam memberikan pengobatan.

 "Tim kesehatan ini akan berdiri sendiri, mereka sudah siap dengan tenda kesehatan dan peralatan medis," ujarnya.

 Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyebut gempa dengan magnitude 7 Skala Richter pada Minggu (5/8), pukul 19.46 Wita, terjadi akibat Pergerakan Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).

 Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya mengatakan telah terjadi ratusan kali gempa susulan pascagempa berkekuatan 7 SR. 

Baca juga: Wiranto: 7.000 wisman dievakuasi dari lokasi wisata Gili
Baca juga: Kemendes minta dana desa di Lombok untuk rehabilitasi


 

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Dewanti Lestari
COPYRIGHT © ANTARA 2018