Freetown (ANTARA News) - Pihak berwenang di Sierra Leone mengerahkan polisi bersenjata di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Sabtu (11/8) setelah sejumlah pemilih berusaha untuk menyerangnya, kata seorang pejabat penting setempat. Ketua Komisi Pemilihah Nasional Sierra Leone (NEC), Christiana Thorpe, mengatakan, pengerahan itu dilaksanakan hanya ke beberapa bagian ibukota (Freetown) tempat bentrokan kecil dilaporkan menjelang malam. Ia mengatakan, beberapa kelompok orang muda telah berkumpul di luar tempat pemilihan mengganggu proses penghitungan di bagian timur ibukota. "Pasukan bersenjata sekarang telah tersedia di semua tempat pemungutan suara di daerah itu agar supaya penghitungan dapat diteruskan," katanya pada konferensi pers. Asisten inspektur-jenderal polisi Richard Moigbeh sebelumnya mengatakan bahwa gas air mata telah ditembakkan untuk membubarkan para pemuda yang ingin menyerang sebuah pusat tempat penghitungan suara berlangsung. Thorpe mengatakan penghitungan itu diperkirakan akan berlanjut hingga malam dan hasilnya sebagian akan mulai masuk satu-per-satu Minggu pagi. Ratusan ribu warga Sierra Leonne yang dilanda-kemiskinan mengalir ke tempat pemungutan suara meskipun hujan rintik-rintik Sabtu untuk memberikan suara dalam pemilu yang mereka katakan sebagai pemilihan untuk perubahan. Lebih kurang 2,6 juta pemilih, atau sekitar separuh dari 5,5 juta penduduk negara Afrika barat kecil itu, yang memenuhi syarat untuk memilih presiden dan anggota parlemen baru, enam tahun setelah berakhirnya konflik saudara yang brutal di Sierra Leone. Perang itu, yang diperpanas oleh kasus perebutan intan yang menyebabkan sedikitnya 120.000 orang tewas. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007