Jakarta (ANTARA News) - Penempatan loket penjualan tiket pertandingan Asian Games di trotoar kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta demi keamanan pembeli tiket, demikian disampaikan Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir.

"Kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak di-inginkan. Kami mengutamakan keamanan. Loket tiket kontainer itu melengkapi kanal penjualan tiket di minimarket, kios di supermarket, dan di hotel," ujar Erick dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Erick mengatakan penyebaran penjualan tiket pertandingan Asian Games itu bertujuan untuk mengurangi antrean pembeli tiket pertandingan yang memicu ancaman keamanan.

"Kami juga meminta para penonton untuk tidak membawa ransel ketika masuk di kawasan GBK demi keamanan mereka," katanya.

Baca juga: 7.887 tiket sepak bola Asian Games ludes

Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) meminta masyarakat untuk berpikir besar selama penyelenggaraan Asian Games ke-18.

"Untuk pengguna sepeda, mohon maaf, kami tidak bermaksud menghalangi. Selama Asian Games berlangsung, kawasan trotoar itu juga akan ditutup, termasuk bagi mobil panitia," ujarnya.

Demi keamanan, INASGOC juga tidak menjual tiket Asian Games secara gratis, tapi bekerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga, serta TNI/Polri untuk mendistribusikan tiket pertandingan pesta multi-cabang olahraga tertinggi di Asia itu.

"Kami harus mendata para pemilik tiket Asian Games demi keamanan. Kami tidak tutup mata, dan bekerja sama juga dengan komunitas-komunitas," kata Erick.

Sebelumnya, INASGOC mengajak seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk terlibat dalam pengamanan Asian Games ke-18 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September.

"Kami akan selalu menjaga persoalan keamanan, baik secara fisik ataupun keamanan siber," kata Erick. 

(T.I026/

Baca juga: INASGOC beri 5.000 tiket gratis ke pelajar Bekasi

Baca juga: Meriahkan pertandingan, INASGOC diminta berikan diskon tiket pelajar

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA 2018