Jakarta, 13/8 (ANTARA) - Harga saham BNI langsung turun 3,5 persen dalam harga pembukaan perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Harga saham secondary offering bank plat merah tersebut turun dari Rp2.125 per saham menjadi Rp2.050 pada harga pembuka atau turun 3,5 persen. Bahkan harga sahamnya sempat turun ke level Rp1.975, namun kemudian naik lagi dan bertahan pada posisi Rp2.000 per saham. Penurunan harga saham BNI tersebut dikarenakan masuk pasar pada waktu yang salah, ketika pasar sedang bergejolak. Sementara penjamin pelaksana emisi, yakni PT Bahana Securities dan PT Danareksa Sekuritas, tidak mampu berbuat banyak untuk menahan penurunan saham tersebut. Beberapa sekuritas asing juga melakukan tekanan jual, seperti Merryl Linch dan Kim Eng Securities dan Danareksa, juga malah ikut menjual, padahal sebagai salah satu penjamin pelaksana emisi yang seharusnya ikut menjaga saham BNI. Sementara itu, Meneg BUMN, Sofyan Djalil dapat memahami kalau harga saham BNI tersebut turun. "Karena pasar saat ini memang sedang bergejolak. Namun fundamental perusahaan (BNI) dalam kondisi yang bagus, sehingga saham BNI cukup layak dikoleksi dalam jangka panjang. Kami yakin nanti harga sahamnya pasti naik,"katanya. Hal senada diungkapkan Dirut BNI, Sigit Pramono. Menurutnya, BNI masuk pasar pada saat yang kurang menguntungkan, sehingga harga sahamnya turun. Namun katanya harga saham BNI akan naik lagi ketika gejolak pasar sudah mereda. "Fundamental kami bagus kok, jadi tidak perlu dikhawatirkan," ujarnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007