Cileungsi (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, menegaskan bahwa program konversi minyak tanah ke kompor gas elpiji harus tetap jalan dan ditargetkan selesai dalam empat tahun. "Kekurangan-kekurangan kita perbaiki, akan tetapi program konversi ini tetap kita jalankan, dan empat tahun selesai," kata Wapres Kalla seusai mengunjungi beberapa pabrik pembuat kompor dan tabung gas di Cileungsi, Jawa Barat, Senin. Menurut Wapres, program konversi minyak tanah ke gas LPG ini akan menguntungkan semua pihak. Wapres menjelaskan bahwa jika program ini berhasil, maka dari segi pemerintah akan ada penghematan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) senilai Rp22 trilyun rupiah per tahun. "Ini jika jalan, maka akan menghemat subsidi sebesar Rp22 trilyun per tahun," kata Wapres. Sementara itu, ia mengemukakan bahwa dari sisi konsumen atau rakyat akan ada penghematan senilai Rp20.000 hingga Rp25.000 per bulan per Kepala Keluarga (KK), yang didapatkan dari hitungan jika menggunakan minyak tanah satu liter setara dengan 0,4 kg elpiji (Liquid Petroleum Gas/LPG). Wapres memperhitungkan, jika penggunaan minyak tanah sebanyak 20 liter per bulan per KK, maka akan setara dengan 2,5 tabung. "Tidak ada lagi negara di dunia yang menggunakan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga," kata Wapres. Menurut Wapres, minyak tanah saat ini hampir sama dengan avtur baik dari segi kualitas maupun harganya. Dengan demikian, tambah Wapres, selama ini rumah tangga Indonesia sama saja dengan menggunakan avtur. "Ini serius. Ini program dengan total investasi keseluruhan Rp15 triliun," demikian Wapres Kalla. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007