Jakarta (ANTARA News) - PKS menyarankan agar Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membentuk divisi khusus yang menangani pemilih milenial karena jumlahnya potensial sehingga harus serius menggaet pemilih tersebut.

"Harus ada divisi khusus tangani pemilih milenial dalam Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga," kata Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan segmen pemilih milenial harus menjadi perhatian utama dalam tim tersebut karena jumlahnya mencapai 60 juta pemilih.

Suhud menilai jumlah pemilih milenial sangat menentukan dalam pemenangan Pilpres 2019 dan PKS siap menangani segmen pemilih tersebut.

"Kami punya PKS Muda yang sudah serius menggaet pemilih milenial. Kalau kami diamanahkan maka kami akan langsung kerja," ujarnya.

Selain itu, Suhud mengatakan, PKS menilai tim pemenangan Prabow-Sandiaga harus sederhana namun efektif dan bisa mencakup semua segmen termasuk pemilih milenial.

Dia menilai segmen milenial menjadi incaran semua bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden karena jumlahnya potensial.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan struktur tim pemenangan pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sedang dimatangkan dan harus didiskusikan dengan empat parpol pengusung.

"Penyusunan tim pemenangan sedang dalam proses pembicaraan diantara partai pengusung, saat ini sedang kita bicarakan adalah struktur tim pemenangan," kata Muzani di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta, Senin.

Dia mengatakan saat ini tim pemenangan belum berbicara terkait orang-orang yang akan mengisi posisi di tim tersebut, termasuk siapa ketua dan bagaimana penempatan para pimpinan partai politik.

Menurut dia, rancangan Tim Pemenangan sudah selesai dan akan disampaikan kepada partai politik pengusung untuk dilakukan pembahasan dan persetujuan.

Baca juga: Gerindra: Ketum Parpol pengusung dapat tempat terhormat
Baca juga: Gerindra: Struktur tim pemenangan Prabowo-Sandiaga sedang dimatangkan

 

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2018