Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, MS Hidayat, meminta Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi apabila nilai tukar rupiah sudah mendekati angka 9.500 per dolar AS. "Saya kira saat ini kurs rupiah masih masuk dalam kisaran 8.900 sampai 9.500 per dolar AS. Kalau sudah mendekati 9.500 (per dolar AS) saya kira dibutuhkan perhatian dari BI," kata Hidayat, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan melemahnya rupiah terhadap dolar AS saat ini tidak lain karena subprime mortgage yang dimulai dari Amerika Serikat, dan trennya terjadi di seluruh dunia. "Tapi saya kira BI cukup waspada, dan mudah-mudahan tidak sampai ke sana (9.500 per dolar)," ujar dia. Yang menjadi masalah, menurut dia, sebagian besar uang yang berada di bursa Indonesia merupakan investasi jangka pendek dan mata uang asing, sehingga setiap saat dapat ditarik. "Kalau mereka harus keluar, ya mereka keluar. Kedepannya harus ada keseimbangan baik dana dari dalam dan luar negeri," ujarnya. Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi merosot tajam hampir mencapai angka 9.350 per dolar AS, karena pelaku kembali membeli dolar AS di pasar uang domestik. Nilai tukar rupiah turun 65 poin menjadi 9.345-9.350 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu 9.280-9.300 per dolar AS.(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007